Lin Yi berdiri di depan pintu. Dia sendirian, tapi tangannya penuh dengan buah tangan. Dokter Gu tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis ketika dia melihat wajah Lin Yi yang hampir membiru karena kedinginan. “Ya ampun! Sudah berapa lama kau berada di luar? Apa kau tidak membawa mobil?” Bak seorang ibu yang tengah memarahi putra semawata wayangya, dokter Gu tidak pernah menghentikan omelannya, “kenapa malah naik motor? Naik mobil lebih baik. Ayo masuk.” Orang-orang yang ada di ruang makan tiba-tiba keluar untuk menyambut Lin Yi. Lin Yi yang masih muda tentu tahu bagaimana harus bersikap. Selain itu dia juga tahu apa yang harus dia katakan untuk pertama kalinya. “Profesor Jiang, nyonya Jiang, aku Lin Yi. Aku adalah adik Lin Feng, orang yang dioperasi oleh dokter Jiang.” Kata Lin Yi.