Case Development VI: Withdraw from the case

1869 Kata
Letnan Chen, Jing Yi dan Si Zhui segera kembali ke kantor polisi begitu mereka telah mendapatkan kamera di blackbox mobil yang nyaris menjadi sampah itu. Sebelum turun dari mobil, letnan Chen berpesan pada dua bawahannya, “Apapun yang terjadi, jangan pernah mundur dari kasus ini. Letnan Ma tidak seburuk yang kalian kira, kalian harus bekerjasama dengannya, lakukan apa yang menurut kalian benar. Apa kalian mengerti?” “Ya letnan!” Jing Yi dan Si Zhui secara kompak mengangguk. Letnan Chen adalah orang yang memimpin penyidikan kasus pembunuhan nyonya Song dari awal. Dan sejauh ini, letnan tampan itu telah mengantongi barang bukti dan bahkan titik terang telah berhasil dia munculkan ke permukaan. Jadi bagaimana mungkin Letnan Chen bisa mundur dari kasus ini dengan begitu mudahnya? Letnan Chen berbicara tanpa ekspresi di wajahnya, “Aku masih tidak mengerti kenapa komandan menyuruhku mundur dari kasus ini? Kami bahkan…” Sang atasan terlebih dahulu memotong ucapan letnan Chen, “Xiao Yu, kau berusaha terlalu keras. Kasus ini bahkan sudah memakan banyak waktu dan tenagamu, jadi sekarang waktunya untukmu beralih ke kasus lain. Letnan Ma akan menangani kasus pembunuhan nyonya Song dan menggantikanmu. Kasus ini bukan lagi yuridiksimu.” “Aku adalah orang yang bekerja dari awal, dan komandan tahu sendiri bahwa aku tidak suka jika seseorang mengambil pekerjaan yang sudah dari awal aku kerjakan. Biarkan aku menyelesaikan kasus ini.” Letnan Chen masih berusaha bernegosiasi dengan pimpinannya. Ekspresi dingin dari wajahnya yang luar biasa tampan sama sekali tidak pernah memudar. Letnan Chen adalah tipikal orang yang akan secara terus terang dalam berbicara. Dia tidak akan menjilat atau bahkan mengeluarkan kata-kata manis demi tujuannya. Sekalipun lidahnya tajam, tapi letnan Chen merasa itu lebih baik daripada harus memupuk kebohongan. "Mari kita berbicara terlebih dahulu, okay?" Komandan Wang menyemprotkan air pada tanaman kaktusnya ketika dia diwaktu yang bersamaan mengatakan hal ini pada letnan Chen. Sejatinya, Komandan Wang bisa saja menghukum bawahannya itu dengan mudah. Degan dalih menentang ucapan atasan, maka komandan polisi berperut tambun itu bisa saja memberi skors pada letnan Chen. Tetapi nyatanya, dia tidak pernah bisa berbuat seperti itu. Ada dua alasan mengapa Komandan Wang selalu bersabar menghadapi bawahannya yang menurutnya itu sangat menyebalkan. Alasan pertama tentu saja karena kemampuan letnan Chen yang berada di level jauh di atas rata-rata polisi lainnya. Jika intuisi letnan Chen sudah seperti anjing pitbull dan memiliki tingkat keakuratan sampai 90 persen, maka pastilah tidak akan ada nomer satu di atasnya. Itulah mengapa, dia telah memiliki status Letnan di usianya yang masih tergolong sangat muda. Alasan kedua adalah karena asal usul letnan Chen Yu. Letnan Chen Yu adalah perumpaan dari tuan muda keluarga bangsawan yang rela menjadi anjing keamanan hanya untuk menegakkan kebenaran. Jika bukan karena latar belakang keluarganya yang kaya raya, maka pastilah komandan Wang sudah mengolok-ngoloknya. Alih-alih menurunkan pangkat atau men skorsnya, komandan Wang lebih takut jika kata-kata “aku akan mundur dari unit kejahatan kepolisian Shanghai” keluar dari mulut letnan Chen. Jadi sebelum hal itu terjadi dan dia kehilangan bawahannya yang kompeten, maka Komandan Wang harus terlebih dahulu memikirkan cara lain untuk membuat letnan Chen mengalihkan perhatiannya. Letnan Chen baru saja akan pergi dari ruangan Komandan Wang yang penuh dengan tanaman hias, tetapi Komandan Wang terlebih dahulu menahannya. Pakkk!! Tumpukan kertas yang tersusun dengan clip hitam besar yang menahan tumpukan kertas itu agar tidak berhamburan, tiba-tiba mendarat di meja kaca milik komandan Wang. Komandan Wang berbicara, “Xiao Yu, ambil alih lah kasus ini. Aku menyuruhmu mundur dari kasus ini, itu karena aku rasa kasus baru ini lebih cocok untukmu.” Letnan Chen sudah tahu maksud dari ucapan atasannya itu. Dia tahu bahwa kasus baru yang akan dilimpahkan padanya itu hanyalah sebagai alat untuk mengecohnya. Letnan Chen masih mengikuti permainan kotor komandan Wang dan memeriksa tumpukan kertas itu, “Ini kasus narkoba?” Komandan Wang sedikit lega ketika dia melihat Letnan Chen cukup tertarik dengan umpannya, “Ya, itu benar. Pihak kepolisian di Bandara Pudong sempat mencurigai adanya transaksi illegal yang terjadi di Bandara Pudong, tapi sejauh apapun mereka menyelidikinya, mereka tetap gagal menemukan bukti yang kuat. Lagi pula wilayah mereka masih dalam yurisdiksi kita.” Komandan Wang dengan hati-hati memperhatikan ekspresi wajah letnan Chen, setelah melihat ekspresi tenang di wajah tampan letnan Chen, komandan Wang kembali melanjutkan ucapannya, “Kasus ini sebelumnya akan ditangani oleh Letnan Ma, tapi karena harus mengambil alih kasusmu, jadi dia mundur bahkan sebelum memulai. Dan aku pikir, kau adalah orang yang cocok dalam hal ini.” Letnan Chen adalah orang yang terlalu malas bernegosiasi dan mendengarkan omongan tidak berharga dari Komandan Wang, jadi setelah membuka lembar demi lembar halaman, Letnan Chen akhirnya bereaksi, “Baiklah, aku akan mengambil alih kasus ini. Tapi dengan satu syarat.” Komandan Wang segera memucat, dia menelan ludah dan benar-benar menyesali kelahirannya ke dunia sebagai seorang komandan yang takut pada bawahannya sendiri. Komandan Wang dengan senyuman yang bukan senyuman bertanya, “Syarat apa itu?” “Dua polisi muda yang menjadi bawahanku, Lan Si Zhui dan Jing Yi, biarkan mereka tetap menyelidiki kasus nyonya Song. Biarkan mereka bekerja dibawah pimpinan Letnan Ma, membuat mereka berpindah-pindah hanya akan membuat mereka kewalahan.” Ujar letnan Chen. “Tentu saja aku tidak akan memindah tugaskan mereka. Ah, apa kau perlu bawahan untuk membantumu? Aku…” Komandan Wang belum selesai dengan ucapan dan tawarannya untuk menyenangkan letnan Chen, tetapi letnan Chen sudah berniat untuk pergi dari ruangannya. “Tidak perlu, Si Zhui dan Jing Yi, aku hanya memerlukan mereka berdua. Aku janji mereka tidak akan terganggu.” Letnan Chen tidak meminta, tapi dia mengkonfirmasi kemauannya pada komandan Wang. Begitu dia telah selesai mengungkapkan apa yang ingin dia ungkapkan, letnan Chen menganggukkan kepalanya sekali ke arah komandan Wang dan segera keluar dari ruangan komandan Wang yang lebih terlihat seperti suaka alam dibandingkan dengan kantor seorang Komandan polisi. Komandan Wang, “…..” “Huff..aku kasihan pada dua anak muda itu. Mereka sudah kurus dan tidak memiliki waktu untuk bermain atau mencari pacar. Bekerja di bawah Xiao Yu memang melelahkan.” Komandan Wang berbicara pada tanaman hiasnya. *_ Saat malam masih belum larut, dan jam masih menunjukkan pukul 9 malam, Dokter Gu Wei yang baru saja tiba di rumahnya dikagetkan dengan keberadaan letnan Chen yang tampak tak biasa. Melihat letnan Chen tampak santai saat membaca tumpukan-tumpukan kertas yang bisa meledakkan kepala dalam waktu singkat itu, Dokter Gu tidak bisa tidak bertanya, “Kau sudah kembali?" “En.” Ujar letnan Chen. Dokter Gu, si belut licik, dengan hati-hati melangkah sembari bergumam, "Ini tidak benar, kenapa housemate ku pulang sangat awal? Apa kejahatan tidak terjadi hari ini?" Dokter Gu, “Secepat ini?” “En.” Kata Letnan Chen. Mendengar jawaban singkat letnan Chen yang menyebalkan itu, dokter Gu mengurungkan niatnya untuk kembali bertanya. Jika boleh jujur, maka dokter Gu masih menyimpan sekitar sepuluh hingga dua puluh pertanyaan untuk letnan Chen, tapi niatnya itu sudah benar-benar hilang saat dia mendapatkan dua tamparan jawaban singkat dari letnan Chen. “Kalau begitu aku naik dulu.” Dokter Gu menantikan respon letnan Chen dengan berjalan sangat lambat saat menaiki anak tangga. Letnan Chen, “….” Dokter Gu hampir mengumpat, “Teman macam apa itu? Apa dia sedang sakit gigi atau dia tengah menghemat kata-kata nya seperti tengah menghemat emas? Kenapa dia malas sekali berbicara? Lalu apa gunanya mulutnya itu?” */ Saat tengah malam, dokter Gu yang sudah tertidur tiba-tiba harus bangun karena perutnya yang lapar. Dia melihat jam di ponselnya, “Jam setengah satu?” Walaupun malas menyeret kakinya, dan dia harus merelakan waktu tidurnya terganggu karena perutnya yang aneh, dokter Gu dengan eggan bangun dari tempat tidurnya yang nyaman untuk kemudian pergi ke dapur. Bahkan ketika matanya masih mengantuk sekalipun, dokter Gu yang selalu professional bahkan sangat professional, masih menyempatkan dirinya untuk bergumam, “Keluarga korban pasti tidak akan percaya kalau anak gadisnya meninggal karena kecelakaan dan bukan karena pembunuhan serta pemerkosaan. Aiya, gadis malang…, dia bahkan belum menikah.” Dokter forensik, dokter Gu, baru saja mengautopsi seorang gadis muda. Karena memiliki hati nurani yang besar dan tingkat kepekaan menyerupai wanita, dokter Gu menjadi semakin sentimental tiap adanya kasus yang menurutnya sangat menyedihkan. Hingga saat kondisinya yang masih setengah sadar pun, dokter Gu masih sempat-sempatnya memikirkan hal itu. “Eh?” Langkah kaki dokter Gu masih belum menyentuh lantai dasar ketika dia melihat lampu di lantai satu masih menyala. Dokter Gu bergumam, “Dia belum tidur? Tidak seperti biasanya. Apa yang dia lakukan? Jangan katakan dia masih berkutat dengan tumpjkan kertas itu?" Telinga letnan Chen adalah telinga kelinci yang dapat mendengar suara bahkan dari kejauhan. Jadi sebelum dokter Gu turun dan menyapanya, letnan Chen sudah terlebih dahulu berbalik dan berkata, “Maaf jika aku membuatmu terbangun. Aku seharusnya mematikan lampu.” Dokter Gu tertawa sinis, “Oh, kau membuatku terbangun.” “Maaf.” Kata letnan Chen. Dokter Gu, “….” Dokter Gu berkomentar di dalam hatinya, “Dia bahkan tidak bisa bercanda. Mana mungkin aku terbangun karena mendengar suaranya membuka lembaran kertas. Apa dia kira aku anjing?’ Dokter Gu berjalan mendekat ke arah letnan Chen,“Apa yang kau lakukan? Kasus baru?” “En.” Letnan Chen berkata, “Kasus narkoba.” “Oh, membosankan sekali.” Dokter Gu segera berjalan menjauh dan pergi ke dapur untuk kemudian memasak ramyun. Dan begitu ramyun telah masak, dokter Gu yang ramah dan baik hati tidak lupa untuk menawarkan ramyun tengah malam buatannya itu pada temannya. Tetapi si teman, letnan Chen, dengan mentah-mentah menolak niat baik dokter Gu itu dengan kata-kata pedas, “Makan ditengah malam membuat tubuh tidak sehat. Apalagi jika itu makanan cepat saji, sebagai seorang dokter, kau seharusnya menyadari hal ini.” “Hiya, Xiao Yu!” Bukannya marah, dokter Gu malah terlihat sangat bersemangat, “Jadi begitu yah?” “Hah?” Letnan Chen keheranan. “Selamat, selain soal pekerjaan dan kasus kejahatan, aku tidak pernah mendengarmu berbicara lebih dari sepuluh kata perhari. Selamat, aku bangga padamu.” Dokter Gu tersenyum sebelum akhirnya memakan ramyun panas itu dengan ekspresi tidak tahu diri. Letnan Chen, “…” Letnan Chen hanya bisa menghela napas panjang saat mendengar omong kosong dokter Gu itu. Dia kemudian merapikan kertas-kertas yang baru saja dia baca itu dan berniat untuk tidur, tetapi dokter Gu terlebih dahulu berkata. “Chen gege, jangan tinggalkan aku. Aku takut sendirian di sini.” (Gege: Kakak laki-laki) Seorang dokter forensik takut sendirian di dapur? Lalu kenapa dokter menyebalkan itu tidak takut saat dia berada di ruang autopsy bersama dengan mayat? Omong kosong dokter Gu Wei memang sudah menjadi-jadi! Beruntung, housemate nya adalah orang yang sabar. Jadi letnan Chen tanpa banyak bicara langsung berjalan pergi. Tetapi begitu kakinya menyentuh anak tangga pertama, letnan Chen tiba-tiba berhenti dan berkata, “Gu Wei..” Dokter Gu, “Apa?” Letnan Chen tampak ragu-ragu untuk mengeluarkan isi otaknya, dan pada akhirnya dia berkata, “Tidak, tidak ada apa-apa. Aku akan beristirahat dulu. Beristirahatlah jika kau sudah selesai." Dokter Gu, “Dia mempermainkanku? Xiao Yu membalasku? Hmmph, dasar kuno.” Baru saja letnan Chen akan mematikan lampu kamarnya, tapi notifikasi ponselnya tiba-tiba terdengar. Di tengah malam, dia mendapatkan WeChat dari temannya. Itu adalah jaksa Xifan. "Terimakasih, aku telah menerima USB dari dua bocah andalan mu." Tulis jaksa Xifan di pesan WeChat nya. [Flashback berakhir sampai disini]
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN