Di hari yang sama, di mana dokter Gu cukup senggang, dia menyempatkan dirinya untuk pergi ke Universitas. Dia sengaja mengambil jadwal kuliah yang longgar dan sesuai dengan kesibukannya. Hari-hari yang damai di mana Gu Wei tidak berkutat dengan mayat dan pisau bedah adalah hari yang jarang terjadi dalam hidupnya. Kemungkinannya hanya satu dari sepuluh.
“Apa kau yakin kau adalah seorang mahasiswa?” Seorang Profesor di Universitas F itu bertanya pada dokter Gu.
“Aku hanya bisa mengikuti dan mengejar pelajaran secara daring. Aku benar-benar sibuk Profesor.” Jawab Gu Wei.
Bak remaja yang baru saja duduk di bangku perkuliahan, di mana remaja itu jatuh cinta dan menikmati masa mudanya, dokter Gu yang nyaris akan berusia tiga puluh tahun itu nampak berjalan-jalan di area Universitas.
Dia ha
