“Bisa jauhin pria itu?” ucap Mia tepat saat Sinta baru saja selesai mencuci tangan di wastafel dan melihat cermin besar yang menempel di dinding depannya.
Sinta melirik ke belakang dengan malas, menarik beberapa lembar tisu guna mengeringkan tangan, lalu membuka tas kecil, mengambil sebuah lipstik yang kemudian dia aplikasikan di bibir, membuat bibirnya tampak kian merah. “Siapa kamu berani mengatur saya?” tanyanya dengan menatap sinis Mia dari cermin besar.
Sinta berdeham pelan, memutar tubuh, menatap Mia yang menatapnya marah. “Kita tidak memiliki hubungan apapun lagi, Mia. Hubungan biologis yang tidak saya inginkan juga telah kandas sejak nenekmu mati!”
Dengan heels tinggi yang Sinta pakai, dia melangkah mendekati Mia, merapikan anak rambut agar menyingkir dari wajahnya, lalu menepu
