Willy mengeluarkan selembar cek, lengkap dengan tanda tangannya juga nominal uang yang tidak sedikit. Merapikan kembali pakaiannya, Willy bersiap meninggalkan ruangan yang sebelumnya diisi raungan Anita. Tentu saja bukan permainan biasa karena Willy menyukai hal yang luar biasa dan penuh tantangan. Tanpa berpamitan pada Anita yang terlelap dengan tubuh polos yang berkeringat juga banyak lebam sisa percintaan mereka, Willy melangkah pergi. Jam tangan yang melingkari pergelangan tangannya menunjukkan pukul 3 dini hari, namun keadaan dance floor masih ramai oleh manusia-manusia haus kebebasan dan musik keras yang menjadi latar belakang. Willy tak berniat kembali berbaur dengan mereka lantaran urusannya sudah selesai. Willy segera duduk di belakang kemudi, memijat pangkal hidungnya, berharap

