Angin di Puncak Pohon

1056 Kata

Hanin terhenyak. Pupil matanya bergetar saat bibirnya kembali membaca tulisan itu. Sang mama pun juga tak kalah terkejut. Hanin dan mamanya saling pandang dengan mulut yang masih menganga. Sesaat kemudian barulah Hanin tersadar dan langsung mengambil handphone-nya di atas meja. “Aku tu udah  feeling, Ma... pasti ada apa-apa. Nggak biasanya handphone Kak Nurul mati.” Hanin berucap dengan jemari yang sibuk memencet layar handphone-nya. “Ya udah cepet kamu hubungi Awan,” kata sang mama. Nadine dan sang papa juga terlihat gelisah. Sang papa bahkan buru-buru mengecek ke luar untuk melihat ke rumah Awan dan kakaknya di seberang sana. “Hanin membuka daftar kontaknya dan menggulir layar itu untuk mencari nama Awan. Namun belum sempat dia menemukannya, tiba-tiba saja handphone itu berdering de

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN