Star High School, New York. "Aku seharusnya juga bersenang-senang denganmu. Bukankah begitu?" "Apa?" Isabella mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas, tetapi itu bukanlah senyuman yang tulus untuk membalas seorang laki-laki tampan seperti Aston. Gadis itu tidak terlihat berminat pada semua yang dikatakan Aston karena apa yang dia percayai tentang laki-laki itu tertulis di dalam jurnal milik Alisa. Meski berwajah tampan dan memiliki pengaruh besar di asrama, Aston tidak lebih dari sekadar sampah yang memperlakukan perempuan dengan tidak hormat. Ia telah menyalahgunakan semua yang dimilikinya dan hal tersebut membuat Isabella marah. "Apa maksudmu?" ulang Aston. Laki-laki dengan mata cokelatnya yang terang itu tahu bahwa Isabella tidak mungkin merubah pikirannya hanya dalam waktu hitun