New York, beberapa bulan sebelumnya. Alisa duduk di bangku taman asrama sementara semilir angin menemaninya. Sesekali rambut pirangnya yang terurai jatuh melewati kedua bahunya, tertiup embusan angin dan menyapu wajahnya yang pucat. Gadis itu tengah asyik menggambar sketsa bangunan asrama dengan menggunakan pensil kesukaannya saat akhirnya sebuah bola besar berwarna oranye menggelinding ke arahnya dan berhenti tepat di depan sepatu hitamnya. Alisa mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya meletakkan buku sketsa dan pensil itu ke sisinya dan bergerak membungkuk, mengambil bola tersebut lalu mendongak, mencari sang pemilik benda bundar tersebut. Setelah menunggu sekitar beberapa detik, sosok Andrew lah yang muncul dari arah lain. Ia tampak membenarkan posisi kacamatanya saat matanya bert