“Selamat pagi Om, Tante, Kak Raka,” sapa Rania ramah. “Pagi, Rania… ayo sini bergabung, ikut sarapan bersama kami,” tawar Nyonya Puspa kepada calon menantunya tersebut. “Ayo Ran, duduk,” Dirga menarikkan satu kursi untuk kekasihnya duduki. Pemandangan itu membuat Para Tante sedikit terkejut, melihat keponakan mereka, melayani kekasihnya yang orang kebanyakan seperti itu. Mereka saling melirik dengan geram. Kalau naga, mungkin dari hidungnya sudah keluar asap. Belum apa-apa, kenapa lelaki itu sudah bersikap seperti pelayan? Rania sedikit sungkan, tetapi dia memang belum sarapan. Akhirnya Ia duduk di kursi yang sudah disiapkan. Awalnya ia tidak tahu kalau Dirga hendak mengajak ke rumahnya. “Kamu gila!? Jadi, di sana masih ada Tante dan beberapa saudaramu, lalu kamu mau mengajakkua ke sa

