Raka menyusul Dirga keluar dari ruangan Cempaka. Adik tengahnya itu tampak berjalan terburu-buru. Dari langkah tegap dan cepatnya, jelas terlihat Dirga sedang merasa sangat geram. “Dirga!” panggil Raka, seraya mempercepat langkah kakinya juga. “Dirga tunggu!” Akhirnya lelaki itu bisa menyusul, setelah meningkatkan langakah kakinya setengah berlari. Sang adik berhenti dan berbalik saat adiknya menarik lengannya. Ia mendapati Raka yang tengah terengah-engah. “Kamu mau kemana?” tanya Raka. “Ke rumahku,” Dirga berkata tanpa ekspresi. “Aku tahu, aku tahu kamu perlu menenangkan diri. Tetapi… jangan pergi dengan kondisi emosi seperti ini. Apalagi mungkin sebentar lagi Papa pulang,” bujuk Raka. “Dia pasti butuh penjelasan!” DIrga diam sebentar, tak banyak yang berubah dari raut mukanya. Lela

