“Tidak ada! Kemarin aku sudah minta Kak Renjana untuk mengecek di tempat pameran. Dia tidak menemukannya. Aku juga sudah cek kemana-mana, tidak ada…” Rania terdengar tidak tenang dan seakan hendak menangis. “Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Sesuatu yang hilang kalau sudah dicari tidak kembali mau bagaimana lagi?” Dirga berusaha menenangkan. “Sudahlah… Jangan membuat suasana hatimu menjadi buruk,” Dirga mengingatkan dengan suara tenangnya. Sejenak hanya ada sepi di antara mereka. Tetapi tak lama kemudian Rania akhirnya menjawab. “Baiklah… Kau benar… A-aku benar-benar minta maaf Dirga.. Seandainya bisa kuganti, aku pasti akan menggantinya…” helaan napas terdengar di antara kata-katanya. “Apa yang harus diganti? Aku sudah lama memberikan cincin itu kepadamu, ‘kan?” Dirga berkata, begit

