Lagi - lagi dia mendapat hukuman. Untuk kesekian kali, Maria masuk ke ruang hukuman. Gadis itu seakan tidak pernah kapok bolak - balik masuk ke tempat itu. Tak peduli seberapa besar hukuman demi hukuman yang ia dapat, Maria tetap akan selalu melanggar salah satu atau beberapa peraturan dalam akademi. Dia sudah terbiasa akan hukuman itu seolah tubuh dan pikirannya sudah tahan akan tingkatan level ruang hukuman yang semakin lama semakin naik ke level tinggi seiring banyaknya pelanggaran - pelanggaran yang ia lakukan. Bukan karena Maria menindas siswa lain ataupun melakukan tindakan tercela, melainkan karena predikat sebagai siswi dengan absensi terbanyak di sepanjang musim. Teguran demi teguran sudah diberikan, dan Maria seperti yang sudah - sudah tidak berani membuat alasan, membantah