Setelah motor yang membawa Bayu dan Alin menghilang dari pandangan sepenuhnya, Nino langsung masuk ke rumah. Bukan rumahnya, melainkan rumah Dewi dan Rio. Tentunya sebelum itu, ia lebih dulu memastikan tidak ada siapa pun yang melihat. Belum sempat Nino mengetuk pintu, Dewi sudah lebih dulu membuka pintunya. “Kamu gila?!” marah Dewi. “Kamu bikin kaget aja. Baru buka pintu langsung marah aja, alih-alih menyambutku dengan senyuman hangat seperti biasa,” balas Nino. “Kenapa lewat sini? Seharusnya lewat pintu rahasia kayak biasanya. Kamu pasti lupa betapa bahayanya ini. Gimana kalau Mas Rio tiba-tiba pulang dan ngelihat kamu ada di sini? Lagian kita, kan, udah sepakat buat menjaga jarak dulu.” “Jangan berlebihan gitu dong, Sayang. Rio belum pulang, sedangkan Alin pergi … jadi apa yang perl