Sebut Alin gila dan tidak waras sekarang! Entah keberanian dari mana ia bisa mencium Sona lebih dulu. Bahkan, ciuman ini sama sekali tak pernah Alin rencanakan sebelumnya. Benar-benar spontan. Sekarang akibatnya Alin sangat malu setelah ciuman mereka selesai. Haruskah Alin benar-benar menenggelamkan diri di rawa-rawa? Alin yang malunya setengah mati, ingin langsung kabur saja. Sayangnya, Sona malah menahan tangannya. Pria itu seolah tak membiarkannya beranjak dari kamar kedap suara ini. “Mau ke mana?” “A-aku mau balik ke kamarku,” gugup Alin. “Bisa-bisanya kamu pergi setelah ciuman mendadak barusan.” “Aku malu, Mas,” jawab Alin jujur, membuat Sona jadi gemas sendiri. “Kenapa harus malu? Aku, kan, pacarmu.” Jangan ditanya bagaimana pipi Alin sekarang, pasti sangat merah. “Lagian ka