Pahlevi Bimantara membelalak tak percaya melihat laporan keuangan di hadapannya. Dia menelpon anak sulungnya, menyuruhnya ke ruangannya segera. Dilemparkannya laporan itu begitu Anthony duduk di hadapannya. “Bagaimana ini bisa terjadi?” Anthony mengambil berkas tersebut dan membacanya. Dia pun membelalak melihat nilai yang jelas di luar estimasinya. “Papa, perjanjiannya tidak begini.” “Tidak begini bagaimana?” Pahlevi melemparkan lagi satu stopmap berisi surat perjanjian yang ditandatangani anaknya itu. Anthony menghela napas kasar. Wajahnya memucat seketika. “Masih mengelak?” “Perjanjian awal gak begini, Pa.” “Lalu bagaimana bisa jadi begini? Ini tidak sedikit, Anthony. Bagaimana caranya kita menutup semuanya?” Keduanya terdiam. Anthony masih memandangi kertas-kertas yang disodor