Genta melempar ponselnya hingga membentur dinding dengan keras dan jatuh berkeping-keping. Matanya nanar menatap layar laptopnya. Dia sungguh tak siap mengantisipasi ini. Ranuwijaya. Nama itu jauh di luar daftarnya selama ini. Dia tahu benar Bimantara tak pernah bersinggungan dengan Ranuwijaya. Bagaimana bisa justru nama itu yang muncul. Genta menggebrak mejanya. Tak pernah ada yang membuatnya begitu kalah kecuali hari ini. Wajahnya merah padam menahan marah. Dia menatap layar laptopnya sekali lagi. Wajah cantik itu terlihat begitu bahagia. Kenyataan yang menghantam tepat di jantung Genta. Bukan soal ketika akhirnya ia melihat gadis kecilnya bersama seorang laki-laki lain. Genta masih bisa merebutnya dari suaminya sekalipun. Tapi ketika sepasang mata bening itu menatap laki-laki lain d