“Kau....” Paris menarik tangannya menjauh dari botol anggur. Baris hendak bangkit dari duduknya, tentu saja ia enggan berlama-lama bersama Samuel. Ia tidak ingin mulut pedas Samuel mengatainya lagi. “Siapa pria yang kau temui siang tadi?” tanya Samuel, matanya menatap Paris dengan tatapan tajam. Emosi di dadanya bergemuruh sejak ia mendengar Paris tidak bekerja dan terlambat kembali ke rumah. Bagaimanapun ia tahu seperti apa Paris di belakang suaminya. Sedikit pun ia tidak percaya dengan pengakuan Paris kepada Arsen, Samuel yakin, Paris berbohong. “It's none your business!” “Itu urusanku, kau istri Arsen!” ucap Samuel dengan suara pelan namun penuh dengan penekanan. Entah benar atau tidak yang di ucapkan Samuel. Entah demi kakaknya atau karena kecemburuannya sendiri. Paris tidak mengg