“Oh. Jadi, apa masalahnya? Kau ingin tidur dengannya lagi dan wanita ini menolakmu? Kasihan sekali, lebih baik kau simpan angan-anganmu itu di dalam kepalamu,” kata Samuel sinis sambil jari telunjuknya mengarah ke pelipisnya. “Ayo kembali,” kata Samuel kepada Paris dengan nada sangat lembut. Meski ucapannya terdengar lembut, Paris menangkap penekanan yang kuat di sana, apalagi ia melihat rahang Samuel tampak mengeras dan kilatan matanya penuh kemarahan. Paris hanya mengangguk lalu mengikuti langkah Samuel keluar dari restoran tanpa berbicara apa pun. “Di mana mobilmu?” tanya Paris saat mereka telah tiba di luar restoran. Samuel menghentikan langkahnya lalu membalikkan badannya, ia berkacak pinggang sambil menatap Paris dengan amarah di dadanya yang di tahan-tahan. “Kau tidak menanyaiku