Randu memberikan lengan kokohnya agar Sonja bisa berbantalkan lengan itu. Tubuh mereka masih polos, bulir keringat masih bercucuran. Menjadi saksi pada keperkasaan Randu dalam memuaskan Sonja. “Terima kasih, sayang.” Bisik Randu lemas. Sonja mengangguk saja, dia yang baru pertama kali merasakan ini sedang menata debaran jantungnya. Tidak menyangka ternyata aktivitas seperti ini bisa membuatnya amat lelah, tidak berdaya. “Lemess aku Mas.” “Haha mau makan lagi? Aku ambilkan.” “Ntar aja, mau gini dulu. Dingin iih Mas, aku pakai baju dulu ya.” “Nanti aja pakai bajunya, sekarang kita pelukan dulu, pakai selimut aja biar lebih hangat.” Randu menarik selimut hingga menutupi pundak Sonja. Dikecupnya berkali-kali kening dan rambut Sonja yang harum shampo tapi sudah bercampur keringat. Tanga