40. Godaan Vania

1190 Kata

Randu menyetir mobilnya dengan kesal. Benar-benar Sonja membuatnya sakit hati karena tidak dipercaya. “Mya sialan! Kenapa bukannya tanya langsung kepadaku malah diam-diam, malah mengadu ke Sonja. Berengsek!” Daripada nanti celaka, Randu menepi di sebuah minimarket yang menjamur di Jakarta. Dia turun, membeli rokok dan segelas kopi hitam. Dia duduk di tempat yang disediakan di depan minimarket itu. Dihembuskannya asap rokok perlahan. Kepalanya pusing bukan kepalang karena Sonja. Ditengadahkannya wajah, melihat ke langit. Tersenyum miris melihat betapa gemintang berkelap-kelip karena cuaca yang cerah. Ada sosok Sonja di pekatnya langit malam. Tersenyum manis seperti biasa, menampilkan gigi gingsul dan lesung pipinya. Tangannya ke atas, menggapai langit. Tapi hanya ruang hampa yang dia dap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN