"Aku juga mencintaimu, Jiwon"
Aeji membekap mulutnya saat melihat dua sosok yang ia sayangi tengah bergelut panas di pantry dapur mereka. Bahkan nafasnya seolah terpotong saat mendengar kata sakral dari pria pujaannya.
Gadis itu yang berniat mengambil air minum, langsung berlari kembali menuju kamarnya. Air mata itu terasa asing jatuh begitu saja. Aeji menggelungkan tubuhnya di dalam selimut, memakai headphone di telinganya dan mendengarkan lagu pop rock. Namun semua itu sia sia. Air mata gadis itu tak kunjung berhenti justru semakin jelas.
Terngiang dengan jelas bagaimana Kyuhyun dan ibunya saling bercinta dan bisikan kata kata manis itu seolah menghancurkan Aeji perlahan-lahan. Ia tak menyangka ternyata Kyuhyun dan ibunya adalah sepasang kekasih.
Entah kenapa hal itu membuat Aeji sedikit kesal. Ia merasa ibunya telah berselingkuh dari ayahnya walaupun ayahnya telah tiada. Kehadiran Kyuhyun menggantikan sosok ayahnya membuat gadis itu geram. Namun dilain sisi, ada setitik rasa ingin memiliki. Ia ingin merebut Kyuhyun dari ibunya. Lagi pula ibunya telah memiliki ayahnya, jadi seharusnya Kyuhyun menjadi miliknya.
"Aku pasti sudah gila," ujar Aeji lirih sambil mengusap air matanya yang tak kunjung henti.
I'm yours
Sudah cukup pagi di Korea saat ini. Jiwon yang tengah menyiapkan makanan tampak cerah membuat Kyuhyun yang tengah membaca koran ikut menebarkan senyumannya.
"Kyu bisakah kau bangunkan Aeji"
"Baik-"
"Aku sudah disini," ujar Aeji yang tengah menuruni tangga. Kini ada yang berbeda dengan gadis itu. Wajahnya tampak dingin dan tatapannya yang tajam membuat Kyuhyun bertanya tanya. Sedangkan Jiwon yang masih sibuk dengan masakannya tampak tidak menyadari keadaan Aeji.
"Duduklah," seru Jiwon yang langsung di turuti dengan Aeji.
Acara sarapan ini tampak sunyi tidak seperti biasanya. Jiwon merasakan kode dari Kyuhyun dari tatapannya, membuat wanita itu bingung.
"Aeji, apa tak enak masakannya?"
"Enak," jawab nya dingin.
Membuat mata Kyuhyun dan Jiwon saling bertemu.
"Kenapa makannya sedikit?"
"Tak nafsu"
"Kenapa? Apa kau ada mas-"
"Ma, Aejj berangkat," ujarnya yang langsung beranjak dari kursi.
"Biar ku antar," kini Kyuhyun ikut terlibat dengan berdiri dan langsung mengambil jaket dan kuncinya.
"Ayo"
I'm yours
Suasana mobil tampak canggung. Kyuhyun yang memang belum ahli dalam situasi seperti ini bingung harus berbuat apa.
"Aeji kau pulang jam berapa?" tanya Kyuhyun mencari topik.
"Seperti biasa"
Jawaban singkat Aeji membuat Kyuhyun bingung bukan main. Entah seperti ada yang berbeda dari Aeji.
"Apa ada yang mengganggumu?"
"Tidak," jawab singkatnya lagi. Kyuhyun benar-benar memutar otaknya kali ini.
"Apa... Aku melakukan salah padamu?" tanya Kyuhyun lagi sedikit hati-hati. Ada yang berbeda. Aeji memilih diam membuat pria itu menoleh, mendapati gadis itu hanya diam di tempatnya.
"Bodoh, ternyata benar aku penyebabnya Cho Kyuhyun," seru Kyuhyun dalam hati.
"Aku minta ma-"
"Paman, jemput aku seperti biasa okay?" potong Aeji yang langsung membuka pintu saat Kyuhyun telah berhenti di pinggir mobil.
DAB
Pintu mobil telah tertutup kembali. Kyuhyun masih mengamati Aeji berjalan menuju sekolahnya.
"Aku harus melakukan sesuatu," ujar lirih Kyuhyun.
I'm yours
Sudah hampir setengah jam sekolah terlewati. Aeji benar-benar tidak bisa fokus pada kelasnya. Beberapa kali ia sempat di marahi oleh guru karena tertangkap melamun.
Tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Dengan gontai Aeji memilih berjalan menuju atap. Ia sedang malas menemui semua orang, yang di butuhkan gadis itu hanyalah waktu untuk sendiri.
Angin sepoi-sepoi telah menghembuskan rambut panjang milik Aeji yabg tengah bersandar di pinggir pagar. Tatapannya masih lurus memandang laut jeju yang cukup indah. Walaupun hal itu tidak berdampak pada pikirannya.
Aeji masih ingat jelas bagaimana Kyuhyun menyatakan perasaan pada ibunya. Itu sangat menyakitkan. Belum lagi dengan apa yang ia lihat semalam. Aeji memejamkan matanya seolah dapat menghilangkan memori yang terekam otomatis melalui mata coklatnya.
"Kenapa se sesak ini?" ujar lirih Aeji.
Tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kokoh tengah memeluknya erat dari belakang.
"Apa yang sesak?" bisik seseorang yang dapat ia tebak.
"Lepaskan aku Chanyeol," kata Aeji yang telah membuka kedua matanya.
Chanyeol hanya terdiam tidak mengindahkan perintah Aeji. Pria itu menatap raut wajah gadisnya.
"Ada yang kau pikirankan?"
"Tidak," jawab Aeji singkat.
"Benarkah? Padahal aku berharap kau memikirkan tawaranku kemarin"
"Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu Chanyeol," ujar Aeji sambil melepas pelukan Chanyeol dan berjalan duduk di atas drum kosong. Chanyeol dengan polosnya ikut duduk do samping Aeji.
Pria itu tidak bosan menatap wajah cantik Aeji yang di hembus oleh angin sepoi-sepoi membuat rambutnya berkibar. Sedangkan gadis itu terlihat kosong dengan pikiran yang tak bisa jauh dari seorang Kyuhyun.
"Sayang, sepertinya Chanyeol dan Aeji telah keluar," Chanyeol dan Aeji saling bertatap tatapan saat mendengar suara bisikan itu.
"Ada orang disini?" bisik Aeji yang langsung diberi isyarat oleh Chanyeol untuk diam. Di genggamnya tangan Aeji perlahan hingga mereka berdua berjongkok untuk sembunyi. Suara itu sangat tidak asing ditelinga Chanyeol dan Aeji seperti suara Mr Steve dan guru Yoon.
"Honey, we haven't finished yet"
Tiba-tiba terdengar suara desahan dan tabrakan kelamin yang begitu menggairahkan. Chanyeol menelan ludah saat melihat apa yang ia lihat terlebih tangannya yang tengah menggenggam tangan Aeji membuat libido nya semakin naik. Chanyeol berusaha menekan dirinya agar tidak menyerang Aeji.
Gadis itupun tak kalah terkejut. Ia melihat jenis yang sama tidak kurang dari 24 jam. Aeji mengeratkan genggamannya pada Chanyeol dan menyembunyikan tubuhnya di belakang pria itu. Chanyeol yang merasakan itu langsung memeluk Aeji dan menutup kedua telinganya dengan headset yang terhubung handphone. Aeji terdiam dan membiarkan Chanyeol memeluknya. Gadis ini memang sedang membutuhkan pelukan.
Chanyeol yang masih mendengar kegiatan m***m itu menelan ludah berkali kali melihat bagaimana Mr Steve yang perawakannya bule begitu lihai menusuk k*********a pada guru kimia Yoon Daemi. "Sial," desisnya.
Pria itu terkejut saat merasakan sebuah tangan tengah menyentuh pipinya. Chanyeol melihat Aeji tengah menatapnya dengan headset yang telah terlepas. Mata kecoklatannya menatap Chanyeol begitu dalam membuat jantung pria itu berdebar kencang.
"Chan"
"Hm?"
"Aku menerima tawaran mu"
Chanyeol membeku untuk sesaat. Ia ragu mendengar kata-kata yang salah atau mungkin Aeji tengah mabuk.
"Aku akan menjadi pacarmu selama 2 bulan"