Angin sore di taman rumah sakit membawa aroma daun basah dan asap rokok yang samar. Dua pria tampan duduk di bangku panjang dekat kolam ikan kecil, wajah mereka serius meski sesekali cahaya matahari senja memantul di wajah keduanya. Bram menyalakan sebatang rokok, mengembuskan asapnya perlahan. Di sampingnya, Kalendra sudah lebih dulu menatap kosong ke arah pepohonan, rokok di tangan nyaris habis namun belum dia sesap lagi. “Rasanya aneh, ya,” suara Kalendra berat. “Dulu aku pikir Papa akan hidup bahagia dengan istri barunya. Memilih untuk tak peduli dengan Papa setelah apa yang terjadi." Kalen menyesap putung rokoknya kembali. "Tapi nyatanya Papa juga menjadi korban dari istri barunya" ada tawa perih di hembusan asap rokok itu. Bram menatap datar ke depan. “Jika sudah tahu seperti ini,

