Yes! Setelah berjuang berbulan-bulan, akhirnya pria berkepala plontos itu memberikan acc untuk naskah skripsi yang sudah kurevisi. Eh, ralat ding! Bukan aku yang revisi tapi tangan ajaibnya Pak Michael, haha. Keren sih, sekali bantuin, naskah langsung lolos. Tinggal menunggu giliran untuk sidang. Huft, leganya. Kemarin sempat goyah buat ikut ke Singapura. Apalagi duda Alaska itu pergi dengan Mak Erot yang doyan mepet-mepet. Tapi aku meyakinkan diriku sendiri bahwa skripsi jauh lebih penting. Setidaknya kalau aku lolos sidang dan dapat gelar sarjana, aku bisa segera cari kerja. Pak Michael sebelum berangkat berkali-kali mewanti-wanti agar aku gak tebar pesona. Harusnya aku yang bilang gitu, toh yang suka tebar pesona kan dia, aku mana pernah. Teman cowok aja cuman sebiji si Riaz doang. Du