"Yaz lo kenapa?" tanyaku sambil menatapnya bingung. Sumpah, baru kali ini si Riaz seberani ini. Biasanya kalau berurusan sama dosen, dia langsung tunduk. "Ya pokoknya lo gak boleh pergi dulu!" ucapnya tegas. Pak Michael tersenyum meremehkan, "Kamu bilang apa? Gak boleh pergi? Memangnya kamu siapa?" "Saya sahabatnya Clara, Pak. Saya yang buat dia jadi secantik ini. Mana bisa setelah begini Anda langsung mengambilnya!" Riaz masih kukuh dengan pendiriannya. Ini benar-benar sangat aneh. "Yaz, lo gak salah minum obat kan?" tanyaku berbisik ke telinganya. "Gue gak sakit!" jawabnya ketus. Ia masih memegang tangan kananku sementara tangan kiri masih dikuasai raja kampreet itu. "Kamu tahu kan siapa saya?" tanya Pak Michael dengan nada tegas. Eh bukan ding! Tapi nada menyeramkan. Tuh rahangn