Bulan Madu di Roma Pagi itu, sinar matahari menembus tirai jendela kamar hotel yang elegan, menciptakan nuansa hangat dan romantis di dalam ruangan. Giano mengusap matanya yang masih mengantuk, namun saat melihat Shena yang sedang duduk di tepi tempat tidur, senyumnya langsung merekah. "Giano, lihat! Pagi yang sempurna untuk menjelajahi Roma!" seru Shena dengan semangat, matanya berbinar-binar. Giano tersenyum, "Ya, tentu saja. Tapi sebelum kita pergi, bagaimana kalau kita sarapan dulu? Aku sudah membayangkan croissant dan kopi Italia yang nikmat." Shena mengangguk setuju, "Setuju! Setelah itu kita bisa ke Colosseum." Setelah sarapan yang lezat, mereka berdua melangkah keluar hotel. Suara riuh kota Roma menyambut mereka, suara sepeda berderak, dan suara orang-orang berbicara dalam bah