Giano memandang kalender di dinding kamarnya dengan penuh cemas. Hari ini adalah hari spesial—ulang tahun Shena, kekasihnya yang ia cintai lebih dari apapun. Namun, ia merasa terjebak dalam kebuntuan. “Apa yang harus aku lakukan untuk membuatnya bahagia?” gumamnya, meremas kertas catatan yang penuh dengan ide-ide yang tidak pernah ia laksanakan. Ia berdiri dan berjalan ke jendela, melihat keramaian di luar. Anak-anak berlari di taman, pasangan-pasangan muda tertawa, dan aroma sate yang dibakar menggoda indra penciumannya. “Hmm...,” pikirnya, “mungkin aku bisa mengajaknya piknik.” Namun, rencana itu terasa terlalu biasa. Giano menginginkan sesuatu yang lebih istimewa. Sementara itu, Shena sedang bersiap-siap di apartemennya. Dia berdiri di depan cermin, menyisir rambutnya yang panjang dan