Jejak yang Tertinggal Di sebuah sore yang tenang, suara tawa anak-anak terdengar dari taman. Grace, yang sedang duduk di teras, melihat putrinya, Hana, bermain bola dengan teman-temannya. Dia tersenyum, namun dalam hatinya terasa ada kesedihan yang mengendap. “Grace, kau terlihat jauh,” kata Vero, suami Grace, sambil membawa segelas teh lemon. “Hm? Oh, tidak apa-apa, Vero. Hanya sedikit melamun,” jawab Grace sambil tersenyum paksa. “Melamun tentang apa?” Vero bertanya, duduk di samping Grace. “Ah, tentang masa lalu. Tentang Giano dan keluarganya,” jawab Grace, menyentuh bola yang terguling di dekatnya. “Giano? Kau masih memikirkan dia?” Vero mengernyitkan dahi. “Bukan begitu. Hanya… terkadang aku merasa kita jauh dari mereka,” Grace berkata pelan. “Grace, kita punya hidup kita send