Happy Reading
Setelah pertemuan nya hari ini dengan Seung Kwan, Sore nya Alexa memutuskan untuk bertemu dengan Lee Seung. Selain untuk membahas mengenai misi C1 nya, kali ini ia juga ingin melepas rindu setelah hampir 2 minggu tak bertemu dengan Lee Seung. Semenjak pertemuan pertama mereka Semenjak Lee Seung yang meminta Alexa menjadi adik nya hubungan mereka semakin hari semakin membaik, mereka berdua seakan memang seperti sudah kenal sangat lama.
Park Corporation 15:45 kst Seoul
"Selamat sore Nona Mau menemui Tuan?" Setiba nya di perusahaan milik LeeLee, Alexa langsung disambut sapaan dari resepsionis bername tag 'Ahn Hana' Alexa tersenyum tipis.
"Sore juga Hana, Seperti yang kau bilang Apa dia masih berada di kantor?"
"Tuan masih ada dikantor nona, sesuai jadwal hari ini ia baru akan pulang nanti malam, Saran ku nona lebih baik menunggu di ruangan nya saja, karena setahuku tadi tuan masih ada meeting dengan klien nya" jelas Hana
"Oh begitu, gomawo Hana sudah memberitahuku, kalau begitu aku permisi, selamat bertugas kembali" Ujar Alexa diakhiri senyuman kepada Hana.
***
Ditempat lain...
"Dasar manusia tidak berguna!! Seharus nya dari awal ku habisi saja dia, berani sekali dia memberi tahu perempuan itu" geram seseorang.
"Tidak bisa kubiarkan ia menggagalkan rencana ku kali ini"
***
Sepulang nya Alexa dari menemui Lee Seung, Ia lantas bergegas Menaiki mobil nya menuju sebuah tempat yang ia ketahui sebagai salah satu tempat yang dihuni oleh sang peneror. Menurut informasi yang ia dapat dari Seung Kwan, sekitar 50 meter di depan, berdiri sebuah bangunan tua yang terbilang cukup mengerikan di malam hari. Bagaimana tidak, sebuah bangunan yang berbentuk rumah itu terletak 500 meter jauh di pinggiran kota Gangnam. Setelah cukup lama mengawasi dari dalam mobil, Alexa memutuskan untuk berada lebih dekat dengan bangunan itu. Jika dilihat dari dekat, terlihat hanya ada beberapa lampu yang hidup.
Ting! ponsel nya seketika berbunyi membuat Alexa mengumpati siapa yang berani mengganggu nya disaat seperti ini.
Jessica Rosetta send a pict
Tertera di layar ponsel nya, dilihat nya apa yang baru saja dikirim oleh rekan nya. Dalam pesan tersebut terdapat sebuah gambar yang merupakan struktur bangunan yang saat ini ia intai. Setelah mengamati beberapa detik, Alexa kembali memasukan ponsel nya kedalam saku dan mulai berjalan menuju tempat yang sudah menjadi targetnya. Tempat itu lembab, sunyi dan mencekam begitulah yang dapat mendeskripsikan tempat tersebut. Walaupun waktu masih terbilang belum cukup malam karena masih menunjukan pukul setengah delapan, namun bagi masyarakat awam mungkin akan enggan untuk mendekati bangunan tersebut.
Ceklek
"Pintu nya nggak kekunci" pikir Alexa menajamkan kepekaan terhadap sekitar saat ia sudah melangkah masuk kedalam bangunan tersebut.
Gelap dan sepi kata itu yang bisa menggambarkan suasana di dalam bangunan tersebut. Saat Alexa masuk, ternyata pintu tersebut langsung terhubung ke sebuah ruangan luas seperti ruang tamu, hanya ada beberapa lampu yang menerangi ruangan tersebut. Di langkah kan nya kaki nya menelusuri ruangan tersebut. Setelah berjalan beberapa meter ke depan, ternyata di depan sana ada sebuah pintu yang berbeda dengan pintu lainnya karena terbuat dari baja. Setelah ditelisik lebih dalam, ternyata tidak ada knop di pintu tersebut sehingga Alexa berkesimpulan jika ruangan ini menggunakan knop namun seseorang yang membuat nya menempatkan knop pada bagian tertentu.
Ia menekan sesuatu pada pelipis atas dekat mata nya, ternyata disana ada sebuah tombol yang berfungsi mengatur kontak lens yang saat ini ia pakai Eye Scan. Alat itu merupakan rancangan yang ia buat dengan Rose dua tahun yang lalu. Alat itu memudahkan mereka untuk menganalisis suatu partikel maupun benda yang tidak bisa terdeteksi oleh mata seperti Bom, Security Password dan juga mampu membantu melihat dalam keadaan yang sangat minim pencahayaan sekalipun.
Hanya butuh waktu kurang lebih dari 1 menit setelah titan mengaktifkan Eye Scan, disana sudah terdeteksi dimana letak untuk membuka pintu tersebut. Letak knop pintu tersebut sangat sulit dilihat jika dengan mata telanjang, namun dengan bantuan Eye Scan semua nya menjadi lebih mudah. Di sana di bagian pojok kanan atas ada sebuah sekrup yang terlihat berbeda dari sekrup biasa nya. Jika diamati lebih dekat, scrub itu adalah sebuah kunci untuk membuka pintu tersebut yang berbentuk Hexagon diputar nya sekrup tersebut dan sedetik kemudian pintu itu pun terbuka, mata Alexa langsung disambut penampakan sebuah kamar yang terbilang cukup luas karena terdapat sebuah meja seperti meja kerja serta rak yang berisi berbagai macam buku. Alexa berkesimpulan jika seseorang yang mempunyai ruangan ini sangat suka membaca maupun menulis.
Semakin dalam Alexa berjalan masuk, seketika senyum terukir dibibir nya. tidak! senyum itu lebih persis seperti seringaian yang jika kita melihat nya secara langsung akan langsung merasa terancam.
"Tunggu aku sang malaikat pencabut nyawamu Park Soo Jin--" batin Alexa.
Sebuah papan yang berisikan setumpuk foto serta sticky note terpampang disana yang membuat senyum seringai Alexa makin menjadi. Dilihat nya di papan tersebut terdapat banyak foto Yeri baik itu di rumah , sekolah, mall bahkan di dalam kamar nya serta tulisan yang tertera sticky note merupakan tanggal saat ia mengambil foto tersebut. Alexa mengeluarkan ponsel nya dan memotret beberapa barang yang akan ia jadi kan bukti untuk menangkap Soo Jin.
Ting!
"Agent A sekitar 10 menit dari sekarang seseorang tengah berjalan menuju ke arah mu, ku harap kau bisa cepat keluar"
Isi pesan tersebut membuat Alexa lantas bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut. Saat hendak menutup pintu tempat ia masuk tadi, sebuah suara membuat nya sedikit tersentak.
"Hei! siapa disana?!"
Alexa lantas mempercepat lari nya. Tubuh nya dengan lihai melompati pagar yang membentang dengan secepat mungkin Alexa berlari ke arah mobil nya yang terletak tak jauh dari arah nya.
Sekarang dibelakang sana, seseorang yang tadi meneriaki nya masih terus mengejarnya sampai akhir nya ia sudah berada di dalam mobil dan dengan cepat ia menyalakan mobil dan berlalu pergi. Bertepatan dengan sosok tadi yang sampai di tempat terakhir ia berdiri semenit saja ia tak gesit mungkin akan terjadi baku hantam antara Alexa dan sosok tadi, namun saat ini Alexa memilih menghindari nya karena ia takut jika ia meladeni sosok tersebut yang ada nanti nya sosok tersebut akan menghilang lagi.
Alexa sudah sangat paham dengan pola pelarian tersebut. Di tempat tadi sosok itu mengumpat kesal karena tak berhasil menangkap seseorang yang berani memata-matai nya tersebut.
"Sial! aku kecolongan lagi arrgghh" umpat nya.
***
Sedangkan di lain tempat kini Alexa tersenyum sinis melihat ekspresi sosok tadi yang tak dapat menangkap nya.
"Tidak semudah itu jerk untuk bisa mendapatkan ku" gumam nya menatap ke arah jalanan.
Setelah hampir 1 jam ia mengendarai mobil nya, saat ini mobil Alexa berhenti tepat di garasi mobil nya. Saat telah keluar dari dalam mobil nya, mata nya menangkap sesuatu yang tak lain merupakan sebuah mobil dengan plat yang ia kenali sebagai mobil milik partner sekaligus kakak nya, Lee Seung.
Ya dalam perjalanan menuju penthouse nya, ia sudah menghubungi Lee Seung untuk ke penthouse membahas mengenai pengintaian nya kali ini dan ternyata Lee Seung lebih cepat dari perkiraan nya karena saat terakhir ia menghubungi Lee Seung, ia bilang jika ia masih di mansion milik nya. Saat masuk menuju ke arah ruang tamu, Alexa sudah disambut oleh para rekan-rekan nya beserta Lee Seung yang tengah duduk bersantai dengan tv menyala di hadapan mereka.
"Sudah sampai Xa?" ujar Hyun yang pertama kali menyadari keberadaan Alexa, membuat yang lain pun mengalihkan pandangannya ke arah Alexa saat ini.
"Nggak liat apa? kalo aku udah ada disini berarti udah nyampe" ketus Alexa sontak membuat Hyun melotot kaget.
"Ketus amat sih Xa kan aku nanya doang elah" ujar Hyun menunjukan muka melas. Ilustrasi ekspresi Hyun abaikan yang lain haha. Shellena yang melihat nya pun sontak melayangkan pukulan ke arah bibir Hyun.
Pletak!
"Astaga hyun bisa ga sih ga usah gitu bibirmu udah tipis gitu kamu gituin, yang ada aku ngeri liat nya ihh" ujar Shellena yang sontak mengundang tawa yang lain nya. Hyun seketika memelaskan wajah nya seolah paling teraniaya.
"Parah banget sih Shell bilang Hyun segitu nya, tapi bener juga sih bibir mu tuh Hyun kok bisa gitu tipis banget" tambah Tobias.
"Kyaaa!! Tobiasss berani kau bilang aku seperti itu hah, mentang-mentang ya bibir mu tidak seperti ku" pekik Hyun dan melempar sebuah bantal ke arah Tobias namun bukan nya mengenai Tobias, bantal tersebut malah nyasar mengenai Ben yang persis di belakang Tobias. Suasana mendadak hening, Hyun yang semula meledak ingin marah terhadap Shellena dan Tobias lantas mendadak kaku diam ditempat, ditambah melihat ekspresi datar Ben membuat nya sedikit merasa was was takut jika Ben marah akan kelakuan nya.
"Hyun" panggil Ben dengan suara rendah nya yang malah seperti panggilan kematian untuk nya.
"ii--yaa bang" sahut nya terbata-bata melihat suasana yang terbilang sudah mulai tidak kondusif membuat Alexa terpaksa harus memecah keheningan.
"Udah-udah kenapa jadi berantem sih, udah pada gede semua" ujar Alexa.
"Udah bang, Hyun emang gitu, sabar ya? mending abang bantuin Alexa aja sekarang" ujar Alexa menenangkan Ben yang semula seperti akan memakan Hyun hidup-hidup.
"Ya sudah, ayo bentar aku ambil laptop dulu" ujar Ben dan dibalas anggukan oleh Alexa. Sepergi nya Ben dari ruang tamu, Hyun menghela nafas kasar karena ia terhindar dari amukan Ben.
"Selamat.. selamat aku kali ini" gumam nya seraya mengelus-elus d**a nya.
"Gimana Xa lancar tadi pengintaian nya?" tanya LeeLee yang sedari tadi hanya diam.
"Lancar bang, ya walaupun sempat terhambat karena hampir ketangkep sama orang itu"
"jadi apa aja yang udah kamu dapat Xa?" tanya Ben setelah usai mengambil 2 buah laptop yang akan digunakan satu untuk nya dan satu nya akan digunakan Shellena.
"Semua data sudah aku copy dalam memori card ini" ungkap Alexa sembari meletakan sebuah memori card ke hadapan Ben.
"Shell bisa kamu analisis ini?" Shellena mengangguk paham.
"Bisa bang, 30 menit"
Setengah jam berlalu semua masih tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Akhir nya" pekik Shellena.
"Udah dapet Shell?" tanya Ben. Shellena pun mengangguk dan menggeser laptop nya mendekat ke arah Ben.
"Jadi gini, setelah gue analisis data yang Alexa simpan ternyata benar kalau Park Soo Jin memang pelaku sebenarnya-- ia menjeda ucapan nya sejenak.
"Apa yang buat kamu nyimpulin kalo ternyata memang bener Soo Jin pelaku nya?" tanya Tobias.
"Kenapa aku bisa langsung tau? karena dari data yang ada memang cocok dengan Soo Jin. Coba kamu lihat disini, dalam rekaman cctv yang ada di rumah Yeri jika kita lihat lebih dekat maka di bagian tubuhnya lebih tepat nya di bagian bahu belakang bagian kiri, ada sebuah tato dan juga dari data Alexa tadi sosok yang mengejar nya juga mempunyai tato yang sama"
"Tato?"
"Yup tato dengan ukiran seperti sebuah kapal"
"Menarik, Kau memang paling bisa diandalkan Shell" puji Ben.
"Tapi satu hal lagi yang harus kalian tahu bahwa Soo Jin melakukan semua nya tidak sendirian, dia dibantu orang lain" lanjut Shellena dan membuat semua yang disana kembali mengalihkan perhatian ke arah nya.
"Orang itu adalah---
"Seung Kwan!" potong Alexa.