Siapa Kamu Sebenarnya?

1050 Kata
“Hei, selamat malam Nia” ujar Rafael dengan senyumnya yang menawan. Tak banyak bicara lagi, Nia menarik tangan Rafael dan menyeretnya sampai keluar rumah, “Hei hai apa yang kau..” “Ssstt! Jangan berisik, aku nggak mau ibu dengar suara cemprengmu ya. Ikut aja jangan banyak protes, kalo nggak bakal ku usir kau dari sini” ancam Nia. Mau tak mau Rafael mengikuti permainan Nia yang lucu, setelah sampai di halaman Nia melepaskan genggaman tangannya dan hal itu sangat di sayangkan oleh Rafael. Padahal dia sangat menikmati kejadian spontan yang di lakukan Nia. “Ada apa?” tanya Rafael. “Duduklah disana” pinta Nia, ia menunjuk dua kursi drai plastik yang tergeletak di pinggir pagar pembatar rumah tetangganya. “Kau mau menawanku ya?” tanya Rafael, ia tetap mengikuti keinginan Nia. “Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu” kata Nia, alij-alih memberondong Rafael dengan banyak sekali pertanyaan ia justru ikutan duduk agar Rafael tak tegang. “Apa itu? kalo soal Ellaine, aku belum dapat info lagi kapan dia bakal balik” “Bukan tentang mbak Ellaine, ini mengenai dirimu” “Apa?” Nia menatap wajah tampan Rafael yang benar-benar mempesona, “Siapa sebenarnya kamu, mas?” Rafael tak langsung menjawab pertanyaan Nia, “Kau benar-benar nggak tahu siapa aku, Nia?” “Aku hanya yakin mas dari kalangan orang berduit, karena mas teman mbak Ellaine” jawab Nia. Malam yang terang dengan ratusan cahaya bintang itu membuat malam hari ini terasa hangat, dinginnya angin malam yang sebelumnya Nia rasakan seolah sirna ketika sorot dua bola mata itu menatapnya. “Kau mengangapku berduit cuma karena aku berteman sama Elly?” ledek Rafael, ia ingin sekali tertawa tapi wajah serius Nia memaksanya untuk menahan. “Hemm, sejak awal aku curiga karena mas belum pernah memberitahu siapa namamu tapi mas sendiri sudah tahu namaku” Rafael sedikit terkejut, “Emm, maaf aku melupakan hal paling penting kalo ketemu orang baru hehe. Tapi aku nggak mau kasih tahu identitaku secara cuma-cuma ke orang asing” “Mas ma uterus berlagak kayak Batman begitu?” tanya Nia, sudah kesal rasanya berhadapan dengan lelaki model sok tertutup begini. “Batman? Hemm boleh juga, aku cocok sama karakter itu. Dia hidup menyembunyikan jati diri kayak super hero lainnya” sahut Rafael. Nia sudah lelah rasanya mendengar ucapan Rafael, “Nggak mau kasih tau ya udah, aku mau masuk dulu” ujar Nia datar, ia berdiri hendak meninggalkan Rafael. “Tunggu dulu” pinta Rafael, ia menggenggam erat tangan Nia. “Ada apa lagi?” “Maaf sudah membuatmu marah, tapi jangan pergi dulu” pinta Rafael lagi, ia berdiri di depan Nia. “Mau apa lagi memangnya? Aku ngerasa aneh tiap kali lihat mas, aku nggak tahu siapa kamu tapi kamu sendiri sering banget datang ke rumahku. Yang lebih aneh lagi, mas udah bikin ibu dekat sama mas, aku nggak,-“ omel Nia namun di potong oleh Rafael. “Rafael” “Apa?” tanya Nia. “Namaku Rafael” jawabnya pelan. “Mas, kau,-?” “Maaf sudah membuatmu khawatir sama kehadiranku di sekitarmu, tapi aku bisa jamin aku bukanlah orang jahat yang ingin mencelakai kamu maupun ibumu” kata Rafael lagi. “Jadi mulai sekarang, panggil saja aku dengan nama itu. Maaf sudah memuatmu takut, Nia” kata Rafael lagi. Nia terdiam tak bersuara, sebelumnya ia tak pernah melihat lelaki ini dimana-mana namun sekarang setelah mengetahui namanya Nia makin yakin sekali ia tak pernah melihat atau bertemu dengannya sejak di lahirkan. “Apa kamu merasa lebih aman sekarang?” tanya Rafael. “Nggak juga, aku masih was-was tiap lihat mas kemari” jawab Nia datar. “Apa?” “Katakan semua hal tentangmu, aku nggak mau kedatangan tamu asing lagi” pinta Nia. Rafael tersenyum cerah, “Haha baiklah baiklah aku bakal mengatakan semuanya, aku hanya orang biasa yang kebetulan berteman sama Ellaine. Aku bekerja di perusahaan jasa sebagai pegawai biasa, dan yang paling penting aku bukan laki-laki berbahaya untukmu” Nia mundur beberapa langkah saat Rafael mengatakan dia bukan orang berbahaya, semakin Rafael mengungkapkan jati dirinya semakin bertambah pula rasa takut di jiwa Nia. Gadis itu makin ngeri melihat Rafael yang memiliki tinggi badan sangat menjulang itu. “Kau kenapa?” tanya Rafael heran. “Nggak ada” “Baiklah, apa sekarang kamu udah ngerasa lebih aman dekat denganku?” tanya Rafael lagi. Nia terpaksa mengangguk pelan, “Hemm ya, untuk saat ini” Rafael mengangguk senang, “Ahaha, aku nggak nyangka selama ini ternyata kamu menganggapku kayak orang berbahaya” “Salah sendiri siapa suruh jadi orang sok misterius, terang aja dong nggak hanya aku tapi cewek lain bakal takut kalo ketemu orang kayak mas Rafa” ucap Nia sebal, ia melangkah masuk ke dalam rumah di ikuti Rafael. “Kamu masih marah, Nia?” “Nggak tuh” “Hee, semakin aku mengenalmu semakin aku tahu ternyata kamu cewek pemarah” “Aku nggak marah, tapi..” “Tapi apa?” tanya Rafael, ia memotong langkah Nia dan berdiri di depan gadis itu. “Aku..” “Tuh kan nggak bisa jawab, udah jelas kamu masih marah. Oke deh kali ini aku ngaku salah, apa yang harus aku lakuin biar kamu nggak marah lagi?” Nia terdiam membisu, wajah Rafael yang tersorot cahaya rembulan itu seakan mengingatkannya pada sesuatu yang taka sing. Hal yang paling ia rindukan selama beberapa waktu hingga ia lupa akan kehadiran lelaki sebelum Rafael muncul. Nia begitu merindukan sorot mata tajam namun lembut yang di tujukan padanya, Nia ingat betul ia melihat sorot mata indah ini pada diri orang lain yang menggenggam erat hatinya. Nia tak bisa banyak berbuat apapun saat sorot mata indah itu makin menusuk relung hatinya. “Mas pernah datang ke komplek ini sebelumnya?” “Apa?” Nia menundukkan wajahnya pelan, “Maaf aku cuma mau memastikan sesuatu, mas pernah jalan-jalan keliling komplek ini sebelum ketemu aku?” “Kau ini kenapa Nia, mana pernah aku kemari bahkan aku aja baru tahu ada komplek seluas ini di daerah kota” Nia terdiam tak menjawab Rafael, ia terus memperhatikan wajah lelaki di depannya itu. Rafael tersenyum manis dan makin membuatnya yakin ada hal istimewa di dalam diri Rafael yang tak bisa ia gapai. “Begitu ya?” “Kamu di gangguin orang asing ya?” tanya Rafael lagi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN