Chapter 6

904 Kata
Eve tersenyum miring, ada yang salah dengan isi kepalanya. Apa yang dikatakan Ryu terdengar begitu menggoda. Eve pikir mungkin itu salah satu efek dari obat iblis yang diberikan Nero. Eve mengutuk Nero dalam hati, seharusnya ia bisa berpikir jernih dalam hal ini. "Kau milikku," bisik Ryu menggoda. Eve benar-benar tidak dapat membedakan itu halusinasinya atau kenyataan. Ryu tersenyum, hanya saat seperti inilah ia bisa mengekspresikan wajahnya. Ryu mengusap bibir Eve yang begitu ranum, ia sudah lama memimpikan hal ini. Perlahan Ryu menyatukan bibirnya dengan Eve, begitu manis dan membakar akal sehatnya. Ia akan berterima kasih pada Nero nanti, karena telah memberikan Eve obat perangsang itu. Ia tidak terlalu berharap jika Eve dalam keadaan sadar akan memberikan tubuhnya begitu saja. "Ingat baik-baik, Eve. Kau hanyalah milikku. Milik Ryu seorang," bisik Ryu di telinga Eve. "Ahh ... Ryu, mengapa kau begitu manis?" jawab Eve yang sepertinya sudah mulai merasakan semua rangsangan di tubuhnya. Ryu tidak menjawab, pria itu justru melumat bibir Eve semakin ganas. Ryu tidak dapat menahannya lagi, enam tahun menunggu Eve tidaklah mudah untuknya. Di saat tubuh Eve terjamah pria lain, ia bahkan menahan dirinya untuk menyeret Eve dan merantainya dalam kamar. "Enam tahun aku menunggumu," bisik Ryu sambil mencengkeram pakaian Eve. "bisakah kau mengatakan satu hal padaku, Eve?" Eve hanya tersenyum lalu menarik wajah Ryu ke depan wajahnya. "Katakan kau adalah milikku," lanjut Ryu yang kini menatap tajam wajah Eve. Eve tidak bisa berpikir jernih, tubuhnya membutuhkan sesuatu untuk meredakannya. Dan Ryu dapat meredakannya tanpa ia sesali pada akhirnya. "Aku milikmu, Ryu." Ryu bangkit dan melepaskan semua pakaian miliknya, wajahnya yang datar tidak pernah berpaling untuk menatap Eve. Ryu menarik yukata yang masih dikenakan Eve dengan lembut hingga memperlihatkan kedua buah dadanya. "Ryu," panggil Eve lirih. Eve sudah tidak dapat lagi menahannya, tubuhnya semakin lama kian memanas dan membutuhkan sentuhan Ryu. Pria manekin itu mulai kembali melumat bibir Eve, sentuhan demi sentuhan Ryu berikan agar Eve dapat menikmatinya dan terus mengingat reaksi tubuhnya. Ryu berterima kasih pada Ichiru yang terkadang mengirimkan video kakaknya itu b******a dengan para istrinya. Ia akhirnya dapat memuaskan Eve, meski jantungnya pun masih tetap berdetak kencang. "Please, Ryu ...." Ryu tersenyum samar, desahan demi desahan terdengar. Ryu mulai melancarkan serangan fajarnya, instingnya mulai mengambil alih tubuhnya. Tubuh Eve yang kini penuh dengan tanda kepemilikan membuatnya terlihat semakin b*******h. Tangan kanan Ryu mulai turun dan menyentuh pintu kewanitaan milik Eve. Ia memasukkan kedua jarinya dan mulai bermain dengan desahan-desahan Eve yang begitu menggoda. Tidak membuang waktu, saat milik Eve sudah siap untuk dimasuki, Ryu langsung saja mengarahkan miliknya ke dalam liang kewanitaan Eve. Ryu mencoba perlahan, ia tidak ingin Eve merasakan kesakitan. Saat merasa ada yang mengganjal, tanpa sadar Ryu melesakkan miliknya semakin dalam hingga Eve berteriak bercampur desahan. Ryu mengerutkan dahinya saat merasakan sesuatu mengalir keluar dari penyatuan mereka. Darah, Ryu hanya tertawa kecil melihat darah itu telah berhenti mengalir. Seperti merasakan seorang gadis perawan, Ryu mengetahui siapa yang melakukan itu kepada Eve. Siapa lagi jika bukan Nero yang membuat Eve seperti kembali menjadi virgin, Ryu mulai menggerakkan tubuhnya perlahan. "Ahhh, Ryu. Lebih cepat." Ryu hanya bisa mengikuti permintaan Eve, apa pun itu akan ia lakukan untuk membuat Eve puas dan terbiasa dengan tubuhnya. Ryu kembali menyentakkan miliknya, diangkat salah satu kaki Eve agar miliknya bisa melesak lebih dalam lagi. "Ahhh, Ryu–" Ryu membungkam bibir Eve dengan bibirnya, kedua tangan Eve memegang tubuh bidang Ryu yang semakin membuatnya menginginkan lagi dan lagi. "Apa yang kau inginkan, Eve?" bisikan Ryu begitu menggoda Eve untuk terus melanjutkannya. "Dirimu, berikanku dirimu seutuhnya, Ryu!" jawab Eve yang langsung saja kembali dibungkam oleh Ryu Dengan senang hati Ryu akan memberikannya untuk Eve, hanya untuk Eve. Demi Eve, Ryu sudah memberikan semuanya. Dan saatnya giliran Eve yang hanya perlu memberikan Ryu sebuah cinta. "Eve!" Ryu semakin mempercepat gerakan tubuhnya. "Ahhh, Ryu. Aku tidak dapat menahannya lagi." "Ahhh ...." Akhirnya mereka berdua mencapai puncaknya, Ryu tersenyum samar menatap Eve yang kelelahan. Akan tetapi, semua itu belum cukup untuk Ryu. Ia menginginkan lagi dan lagi, Ryu membalikkan tubuh Eve dan sedikit mengangkat pinggulnya ke atas. Dengan sekali sentakan, junior milik Ryu sudah memenuhi liang kewanitaan milik Eve. "Ahhh, Ryu." "Eve, selamanya kau milikku."   *** Hari berganti pagi, Eve membuka kedua matanya dan mendapati Ryu yang tengah duduk memakai kimono berwarna putih dengan sebuah buku di tangannya. Eve mengerjapkan kedua matanya, ia tidak terlalu ingat apa yang terjadi tadi malam. Yang terpenting saat ini tubuhnya sudah merasa jauh lebih baik. "Selamat pagi," sapa Ryu sambil menutup bukunya dan mengecup bibir Eve sekilas. "Selamat pagi, Ryu," jawab Eve dengan suara khas bangun tidurnya. Ryu mengelus lembut kepala Eve, sebuah senyuman terukir di wajah Eve dengan tingkah Ryu yang manis di pagi hari. "Apa masih terasa sakit?" tanya Ryu sambil menarik tubuh Eve ke dalam pelukannya. "Sakit?" Eve mengernyitkan dahinya, saat kedua kakinya sedikit bergerak. Saat itulah ia merasakan sakit yang luar biasa di selangkangannya. "A-apa yang terjadi?" tanya Eve kini terlihat panik. "Bukan mimpi," bisik Ryu di telinga Eve. Wajah Eve mulai memerah, ia dapat mengingat hal panas apa yang telah terjadi. Ingin sekali ia pergi dan menenggelamkan wajahnya karena malu dengan apa yang telah ia lakukan pada Ryu. Kini ia hanya bisa menutup wajahnya dengan sebuah bantal kecil. "Eve," panggil Ryu, Eve menurunkan bantal kecil di wajahnya untuk menatap Ryu yang kini duduk di atas tubuhnya. "Berikanku izin untuk memulainya," ujar Ryu sambil melepas tali kimononya. "A-apa?" "Kali ini kuingin kita melakukannya dalam keadaan sadar." ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN