Cinde & Dilip 22

1704 Kata

Cinde mengigit bibir bawahnya. Dia menatap ke sekelilingnya lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini sudah 15 menit dia menunggu namun orang yang di tunggu tidak hadir juga. Apakah dia marah padanya? Apakah dia akan membencinya? Pikiran-pikiran lain menghantuinya. Cinde tidak ada maksud apapun untuk menjauh atau memutus komunikasi. Ponselnya yang dulu hilang entah kemana. Untung saja daya ingatnya bagus untuk mengingat satu nomor dan bagusnya lagi orang yang di hubungi nya masih memakai nomor lama. Maka dengan ke adaan jantung yang berdebar Cinde duduk gelisah. Suara lonceng di pintu membuat kepalanya berputar. Cinde tersenyum saat melihat siapa yang berjalan dengan jas putih melekat di tubuh rampingnya. Suara hentakan kaki membuat beberapa pengunjung menatap ke arah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN