Shafir berlari menuju kamarnya dia memegangi pipinya yang terasa begitu panas, dalam pikirannya terbayang pada milik Black Jerico yang begitu besar. Jika itu sama keadaan biasa bagaimana dalam keadaan siap tempur? Wanita itu memukul kepalanya sendiri. Bodoh, apa yang sudah dia pikirkan bagaimana ia menjadi begitu m***m? Shafir mengabiskan segelas air yang sebelumnya sudah ia ambil dari dapur dia menghabiskan dan tatap saja tubuhnya terasah panas seakan-akan rasa dahaga itu tidak dapat ia penuhi begitu saja hanya dengan air minum. Ia membaringkan dirinya, mencoba berpikir waras dan melupakan apa yang sudah ia lihat. "Sadarlah, Shafir. Sadarlah ... Jangan Seperti ini kau bukan wanita m***m ..." Ucapnya pada dirinya sendiri. Perlahan-lahan ia mulai tenang, memejamkan matanya. Namun, ketuk