Pujian terhadap Elaine terasa seperti sebuah ancaman. Setiap kata yang keluar dari mulut para dokter senior itu seperti belati yang menembus ego Amira. Mungkin Elaine memang pintar, mungkin dia memang berbakat—tapi di dalam hati Amira, ada perasaan yang lebih kuat. Perasaan bahwa siapa pun yang berusaha mengalahkan dia, tidak akan pernah berhasil. Selama ini dia bersikap keras pada semua dokter bimbingannya untuk menunjukkan bahwa menjadi dokter terbaik itu tidak mudah. Hanya orang-orang tertentu seperti dirinya yang dianugerahi kemampuan itu. Amira sangat bangga dengan keberhasilannya, sangat menikmati semua pujian dan tatapan kagum yang tertuju padanya. Hanya dirinya yang pantas mendapatkannya. Saat rapat berakhir dan para dokter senior mulai meninggalkan ruangan, Amira tetap duduk