"Sudah ... sudah ... harusnya hari ini Falisha bahagia, ini pembukaan toko keduanya. Cukup, ini kesedihan terakhir untuknya. Jangan ada kesedihan lagi setelah ini." Bu Puja merangkulku. "Terima kasih, Bu, selama ini banyak membantuku." "Aku tidak menyangka mempunyai calon menantu sehebat dirimu, Falisha. Ibu bangga sekali padamu." Bu Veni memegang pipiku. Akhirnya orang-orang terdekatku tahu bagaimana perjuanganku bisa sampai berdiri disini hari ini. Apa saja yang telah aku lewati untuk berada di titik ini. Semuanya mengapresiasiku, semuanya mendukungku, dan semuanya bangga padaku. Aku bersyukur memiliki mereka dalam kehidupanku. Kami semua melupakan kesedihan yang terjadi, dan bersuka cita hari ini. Sampai satu per satu mereka pergi, dan yang tersisa hanya Virendra dan Bu Veni. Mereka

