23

858 Kata

Bagas sudah tak sabar menunggu waktu makan siang. Maya belum kembali juga dari mengajar. Padahal ini sudah jam dua belas. Bagas begitu gugup. Baru kali ini ia akan mengajak Maya ke tempat yang agak resmi dan memberikan kejutan di tempat makan itu. Semoga saja, Maya suka dan menerimanya. Bagas berharap, memang moment ini tidak akan pernah mereka lupakan berdua samapi menua nanti. Sama seperti moment di tengah lapangan basket. Baru juga dibatin, sosok perempuan yang selalu ia rindukan itu sudah datang. Ceklek ... Maya terlihat tersenyum tapi wajahnya begitu lelah. Dua jam mata kuliah ia langsung mengajar itu cukup membuat tubuhnya lemas. Bagas berdiri menghampiri Maya. "Lemes amat?" bisik Bagas pada Maya. Bagas meraih pinggang kecil Maya dan emmeluk dosennya dengan erat. "Capek Gas,

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN