Tatapan Maya begitu sendu. Jujur, ia sangat rindu pada Bagas. Bagas mengusap pipi Maya dengan ibu jarinya dan mengecup pelan pipi itu. "Kenapa sih menghindar terus? Kamu mau lihat aku benar -benar gila dan masuk rumah sakit jiwa?" tanya Bagas berbisik. Bibirnya mengecup pelan bibir Maya yang mengatup tak mengeluarkan suara. Sesekali kali bibir Maya di basahi oleh lidah Bagas dan mencium bibir Maya dengan lembut. Seperti biasa ciuman Bagas selalu diiringi tangan nakal yang liar mencari sesuatu untuk disentuh. Tank top Maya sudah tersingkap ke atas hingga kutang yang masih dipakai Maya jga ikut naik ke atas hingga put!ng milik Maya sudah nongol dai balik kutang. Put!ng mulai mengeras karena ciuan dan sentuhan jari -jari Bagas yang membuat Maya semakin menahan desahannay agar Bagas tidak