“Kau mengirim pesan suara padanya?” tanya Stefi memakan cemilan yang ada di kulkas Kenan. Kenan melirik sekilas dan berdecak. “Kau kenapa bertingkah menyebalkan seperti ini hah? Kau sudah bosan hidup ternyata.” Kenna tidak mau orang lain ikut campur dengan urusannya sendiri. Stefi tertawa pelan. “Aku memang menyebalkan dari dulu. Ah … untuk bosan hidup. Aku tidak bosan sama sekali. aku hanya bosan melihatmu yang melihat foto pria itu. Dia sudah menikah, lebih baik kau lupakan dia dan mencari pria lain. Masih banyak laki-laki di dunia ini,” kata Stefi santai. Kenan mengusap kupingnya. Berisik sekali. “Stefi, kau ingin mati sekarang? kau sangat berisik sekali, membuatku tidak bisa tenang!” kata Kenan berdiri dari tempat duduknya.