156. Terikat

1135 Kata

Rasa-rasanya waktu cepat sekali berlalu, kini matahari telah terbenam di persinggahan. Sementara dua anak manusia masih sibuk menghapus rasa rindunya. Mulut itu tak henti-henti mengunyah gorengan yang Resya beli di pinggir jalan, sebenarnya Gio tidak suka sesuatu yang terlalu berminyak dan lengket, itu tidak baik untuk kesehatan. Kali ini ia mengenyampingkan dirinya sendiri demi Resya, bukankah memang tujuan awalnya adalah untuk membuat kekasihnya senang? dan kini ia sedang melakukan itu. "Emm, jadi Ana adalah temanmu sekarang." entah itu sebuah pertanyaan atau cibiran untuknya. Tetapi Gio senang mendengar ada sedikit nada kecemburuan disana. Gio mengangguk, bersamaan dengan semilirnya angin yang menerpa kulit mereka. Udara yang semakin dingin, malam yang mungkin akan semakin larut. T

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN