Berbincang dan mengobrol hal-hal ringan dengan beliau membuat Rio merasa senang. Ternyata seperti ini rasanya memiliki seorang Ayah. Ia merasa hidup kembali, membuka lembaran baru. "Jadi, kita menunggu taksi Pa?" tanya Rio, ia cukup memaklumi bahwa Papanya bukanlah orang berada, melalui cerita dari beliau yang Rio tangkap bahwa Papanya pernah mengalami kebangkrutan karena ditipu oleh kolega kerja. Miris dan ikut prihatin atas apa yang menimpa Papanya, mungkin karena sebab itu juga beliau baru bisa menemukannya dan juga Mamanya. Kendati demikian Rio tak bisa marah, karena bagaimanapun juga beliau sudah berusaha sekeras mungkin untuk menemuinya dan juga Gio. Sayang sekali, saudara kembarnya itu lebih asik bermain bersama Resya, ya walaupun memang pertemuan mereka tak akan lama seperti bias