Tidak benar-benar memejamkan mata, sebab dalam kepala masih mencari cara juga menyatukan semuanya hingga menjadi kesatuan yang masuk akal. Berbekal surat usang yang ditulis oleh wanita dua puluh tahun lalu, Resya harus mencari bukti itu. Ia masih ingat, belum melanjutkan membaca surat tersebut. Mungkin momentum malam-malam seperti ini sangat bagus untuk membuat perasaan semakin kacau setelah beberapa menit yang lalu sedikit membaik. Ia berselancar pada layar benda pipih tersebut, membaca lagi tulisan itu, yang masih belum dilanjutkan. Tapi, dalam hati kakak selalu meminta agar Resya menjadi putri yang baik. Didiklah dia agar menjadi wanita yang berguna, juga tidak mementingkan egonya. Kelak, jika dia bertemu dengan Papanya, mintalah dia untuk berbakti, jujur mendapati hasil lab itu kak