"Apa yang sedang kau lihat?" Shael mendekati Skyla yang saat ini sedang fokus menatap ponselnya. Wanita itu bahkan tidak sadar Shael telah memasuki kamarnya.
Saat Skyla sadar, itu sudah terlambat. Shael telah melihat apa yang ada di layar ponsel Skyla.
"Aku tidak menyangka jika kau juga suka menonton film porno." Shael menatap Skyla dengan tatapan nakal.
"Itu tidak seperti yang kau pikirkan." Skyla pernah menonton film p***o saat rasa ingin tahunya sedang tinggi, tapi itu bukan berarti ia suka menonton film seperti itu.
Video yang sedang ia tonton adalah kiriman dari orang bayarannya, itu adalah video Tessa yang sedang berhubungan seks dengan pamannya sendiri. Ia bahkan baru menonton video itu selama beberapa detik.
"Tidak ada yang salah jika kau menyukainya, hanya saja aku tidak suka kau melihat tubuh telanjang pria lain. JIka kau suka film p***o, mari kita buat film p***o sendiri, jadi saat kau ingin kau bisa menontonnya, atau kita bisa menontonnya bersama."
"c***l gila! Aku benar-benar tidak menyukainya!" Skyla mulai kesal. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Rumah ini adalah milikku, aku tidak membutuhkan alasan untuk datang ke sini."
Skyla tidak bisa berkata-kata lagi. Shael ini selalu merasa benar sendiri. Pria dengan kepribadian buruk ini mana menegrti tentang menghargai privasi orang lain.
"Jadi, bagaimana? Ingin membuat video p***o sendiri?"
"Tuan Shael, bersikaplah sopan!"
"Jadi, kau tidak ingin tidur denganku?"
"Tidak!"
"Ah, itu menyakitiku. Saat ada begitu banyak wanita yang melemparkan dirinya padaku, kau malah tidak ingin tidur denganku."
"Tidak semua wanita ingin tidur denganmu, Tuan Shael!"
"Jadi, apakah kau sudah tidur dengan mantan tunanganmu?"
Skyla semakin tidak mengerti dengan cara Shael berpikir. Detik sebelumnya mereka masih membahas tentang wanita yang ingin tidur dengan Shael, tapi detik berikutnya Shael sudah membahas tentang apakah dirinya sudah tidur dengan Xander.
"Ya, aku sudah tidur dengannya." Skyla berbohong. Mungkin saja Shael akan jijik dengannya lalu kemudian melepaskannya.
Tatapan Shael pada Skyla seketika berubah menjadi lebih gelap.
Skyla merasakan perubahan itu, ia berharap bahwa Shael benar-benar akan membuangnya. Namun, jawaban Shael selanjutnya meruntuhkan harapannya.
"Aku benci barang bekas, tapi kau adalah pengecualian."
Sial! Skyla memaki di dalam hatinya. Kenapa harus ada pengecualian? Kenapa?
"Baiklah, sudah jam makan malam, ayo turun dan makan malam." Shael segera berdiri, meski ia menerima, tapi tetap saja hatinya tidak bahagia.
Ia seharusnya tidak perlu bertanya, Skyla dan Xander sudah bertunangan cukup lama, jadi tidur bersama adalah hal normal di antara mereka.
Skyla keluar dari kamarnya, ia pergi ke ruang makan dan makan malam bersama Shael dengan tenang.
Usai makan Skyla kembali ke kamarnya sementara Shael pergi untuk bertemu dengan rekan bisnisnya.
Skyla tidak begitu peduli dengan keberadaan Shael. Ia hanya membuka laptopnya dan memeriksa emailnya. Meski saat ini ia masih seorang mahasiswi, tapi ia sudah ikut terjun ke dalam perusahaan. Jadi, terkadang ia memiliki beberapa hal yang harus ia kerjaan mengenai perusahaan.
Setelah selesai melakukan pekerjaannya Skyla memutuskan untuk tidur.
Pukul dua pagi, Shael kembali ke kediamannya. Pria itu segera pergi ke kamar Skyla. Ia melepaskan jas yang ia kenakan lalu kemudian naik ke atas ranjang Skyla.
Shael berbaring di sebelah Skyla, lalu kemudian perlahan terlelap.
Merasakan kehangatan di sebelahnya, Skyla semakin mendekat. Ia meringkuk seperti bayi yang sedang mencari kehangatan.
Pukul enam pagi, Skyla terjaga. Ia terkejut saat menyadari bahwa ia berada dalam dekapan Shael.
"Ini masih pagi, tidurlah lagi." Suara serak Shael terdengar di telinga Skyla.
"Tuan Shael, apa yang kau lakukan di sini?"
"Kau adalah milikku, tidak ada yang salah dengan memelukmu." Shael menjawab dengan seenaknya seperti biasa.
Skyla sudah menyusun siasat untuk menjadi wanita penurut yang mengikuti semua kemauan Shael, tapi ternyata itu sangat sulit ia lakukan saat semuanya bertentangan dengan harga dirinya.
Apa yang dilakukan oleh Shael padanya saat ini tampak seperti Shael memperlakukan barang yang ia sukai. Pria itu tidak bertanya atau meminta izin terlebih dahulu. Ia hanya melakukan apapun yang ia sukai seolah dirinya tidak memiliki perasaan atau emosi.
"Tuan Shael, aku bukan boneka yang bisa kau peluk sesuka hatimu. Bisakah kau menghargai privasi orang lain?"
Shael tidak peduli dengan ocehan Skyla, ia hanya memeluk perut Skyla lebih erat. "Tidak ada boneka yang sehangat dirimu, Skyla."
Tidak peduli seberapa terhinanya Skyla, ia tidak akan bisa menang dari Shael. Ia tidak bisa melarikan diri dari tangan kokoh Shael yang memenjarakannya.
Satu jam kemudian Shael akhirnya bangun, pria itu merasa bahwa tidurnya semalam adalah tidur yang paling nyenyak selama beberapa tahun belakangan ini.
Shael tahu alasannya, itu mungkin karena ia menganggap Skyla sebagai Shea.
Setelah sarapan Shael dan Skyla pergi ke tempat tujuan masing-masing.
Sampai di universitas, Skyla menghadapi berbagai tatapan dari para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di sekitarnya.
Namun, sayangnya Skyla tidak begitu peduli dengan jenis tatapan itu. Ia adalah seorang pewaris, jika hanya karena tatapan saja ia terganggu maka itu akan memalukan baginya.
Sebagai seorang pewaris, ia tidak boleh terganggu hanya karena hal-hal kecil.
Skyla tidak langsung ke ruangan belajar, tapi pergi ke toilet terlebih dahulu. Setelah buang air kecil, ia mencuci tangannya dan menatap dirinya sendiri di cermin.
Seseorang memasuki toilet dan berdiri di sebelah Skyla. Itu adalah Zeanne.
Senyum jahat tampak di wajah Zeanne. Wanita itu memperhatikan pantulan wajah Skyla di cermin.
"Skyla, kau memang memiliki nyali yang sangat besar. Jika aku jadi kau aku tidak akan pergi ke kampus setidaknya sampai gosip mereda."
Skyla mendengkus. Ia balas menatap Zeanne dengan dingin seperti biasanya. "Sayang sekali, aku bukannya kau. Aku tidak perlu takut apapun karena aku memiliki segalanya. Apa arti dari ucapan orang lain tentangku? Tidak ada sama sekali. Zeanne, jika kau pikir dengan menyebarkan foto-fotoku di grup dan membuat narasi menjijikan itu akan membuatku terganggu, sayang sekali aku harus menghancurkan kesenanganmu karena ya, aku tidak terganggu sama sekali."
Wajah mengejek Zeanne segera berubah menjadi jelek. Wanita itu selalu membenci ketenangan dan keangkuhan yang dimiliki oleh Skyla.
"Omong-omong Zeanne, apakah kau tidak lelah terus memakai topeng? Atau kau sangat menikmati orang-orang iba padamu karena kau sangat rapuh."
"Kenapa aku harus lelah? Dengan topengku aku berhasil membuat Xander memutuskan pertunangannya denganmu dan memilihku."
Skyla terkekeh geli. "Jadi, kau merasa sangat bangga berhasil menang dengan cara menjijikan seperti itu?" Setelah jeda sesaat Skyla melanjutkan kembali kata-katanya. "Ya, tidak terlalu mengherankan. Kau adalah putri p*****r yang merayu pria beristri agar bisa menjadi seorang nyonya dari keluarga kaya. Sifat menjijikan ibumu pasti menurun padamu."
"Skyla!"
"Ada apa? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Ibumu membuka kakinya lebar-lebar untuk mendapatkan ayahmu, dan kau juga melakukan hal yang sama. Oh, tidak, kau jauh lebih ahli dari ibumu. Kau bahkan sampai menjatuhkan dirimu sendiri dari tangga untuk menjebakku dan membuat aku tampak jahat di mata Xander dan orang lain."
"Skyla aku benar-benar menyesal tidak menjatuhkan diriku sendiri dari tangga lebih cepat. Dengan begitu kau akan ditinggalkan oleh Xander lebih cepat."
Skyla sekali lagi tertawa mengejek. "Zeanne, kau sangat bangga berhasil merebut Xander dariku, kau pasti berpikir sudah menang dariku. Buka matamu lebar-lebar, aku Skyla Liora tidak kekurangan peminat laki-laki. Aku bisa mendapatkan laki-laki yang jauh lebih dari Xander tanpa aku harus menjatuhkan diriku sendiri dari tangga terlebih dahulu.
Zeanne, jangan pernah mencoba bersaing denganku karena kelas kita berbeda. Kau hanya putri p*****r sementara aku adalah seorang pewaris."
Setelah mengatakannya dengan kejam, Skyla menatap Zeanne merendahkan. Berikutnya ia meninggalkan Zeanne yang tubuhnya gemetar karena marah.
"Jalang sialan! Aku pasti akan menginjak-injakmu suatu hari nanti!" Zeanne bersumpah pada dirinya sendiri.
**
"Skyla kau benar-benar luar biasa." Richelle memuji Skyla setelah ia melihat dua rekaman yang berbeda. Rekaman pertama adalah rekaman Tessa yang sedang b******u dengan pamannya, lalu rekaman kedua adalah rekaman yang beberapa saat lalu diambil oleh Skyla. Di sana ada Zeanne yang mengakui bahwa dirinya sendiri yang menjatuhkan tubuhnya dari tangga.
"Apa yang akan kau lakukan dengan rekaman-rekaman ini?" tanya Richelle.
Skyla tersenyum misterius. "Aku akan mengirim video Tessa pada bibi dan juga keluarganya, aku juga akan mengirimnya ke grup obrolan kampus. Sementara video Zeanne, aku akan mengirimnya pada Xander dan juga grup obrolan kampus kita."
Jangan salahkan Skyla jika tidak berperasaan, ia hanya membalas apa yang sudah dilakukan oleh Zeanne dan Tessa.
Skyla ingin melihat setelah ini apakah Tessa dan Zeanne masih bisa mengangkat dagu mereka tinggi-tinggi.
"Jika Xander masih bersama dengan Zeanne setelah melihat betapa liciknya wanita itu, maka Xander benar-benar i***t yang tidak tertolong lagi." Richelle berkomentar.
Skyla tidak peduli tentang hal itu, ia hanya ingin membersihkan namanya. Entah ditinggalkan atau tidak, itu bukan urusannya. Ia sudah tidak memiliki minat untuk kembali pada sampah seperti Xander.
tbc