Dev mengambil tisu untuk menghapus air mata istrinya. Kamalia menahan isak tangis agar tidak terdengar oleh Mama mertua dan Ben. Dipeluknya tubuh lelah itu erat. "Lia, kamu percaya, 'kan?" Kamalia melepaskan pelukan. Menghapus air mata, menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskan perlahan. "Ayo, kita ditunggu sama Mama." Setelah tenang, Kamalia mengajak kembali ke ruang tamu. Devin mengikuti meskipun pertanyaannya tadi tidak dijawab. Bu Rahma memeluk putranya dan mengucapkan selamat ulang tahun. Ben dengan malas melakukan hal yang sama. Devin menunggu Kamalia, tapi istrinya diam saja. Ia malah sibuk bicara dengan Ben sambil mengeluarkan beberapa bungkus roti dan minuman. "Kue tartnya di buka, Ben. Sekalian nyalain lilinnya," perintah sang Mama. "Males aku, Ma," jawab Ben masa bod