Joseph akhirnya menatap bocah itu dengan lembut. "Mister nggak marah sama kamu ...” lanjut Joseph dengan suara lebih tenang, “tapi Mister kecewa atas perbuatan kamu yang mencelakakan orang lain." Bocah itu semakin menundukkan kepalanya, sementara Joseph mengalihkan pandangan kepada seisi kelas seraya berkata. "Mister percaya kalian semua anak-anak yang hebat, cerdas dan punya hati yang baik. Tapi kalau kalian membiarkan emosi menguasai pikiran, kalian bisa jadi seseorang yang menyakiti orang lain tanpa sadar.” Bocah itu meneteskan air mata. "Maaf, Mister Joseph ... aku nggak berpikir panjang." Joseph tersenyum tipis, lalu menghampiri anak itu dan menepuk bahunya pelan. “Mister udah maafin kamu, tapi Mister juga harus jujur kalau apa yang kamu lakukan tadi salah. Jadi nanti jam istirahat