Ronald akhirnya bangun dari duduknya, lalu mengambil rokok dari saku jaketnya. Dia menyalakannya dengan gerakan lambat. Asap putih melingkar di udara saat pandangannya tertuju beberapa botol tequila yang berserakan di atas meja.
Rania tertidur pulas di sofa, tubuh polosnya terbalut selimut yang tersedia di klub. Tapi Ronald tak lagi peduli akan keberadaan gadis pelayan yang telah memuaskannya semalaman itu.
“Aku akan mencari bukti itu secepatnya,” gumamnya pelan, hampir seperti berbicara pada bayangan dirinya yang terpantul pada meja.
Dia mengambil ponsel, membuka pesan terenkripsi dari anak buahnya. Setelah terdiam beberapa saat, Ronald menjentikan jarinya mengingat bagian penting yang terlupakan sejak kemarin. Dokter kandungan yang menangani Evalia saat melahirkan.
“Jika aku bisa mem
