Nia menatap ke bawah dari jendela apartemen yang diberikan oleh Arka kepada dirinya, hari menjelang siang dan dia masih belum sarapan. Benak Nia sedang dipenuhi oleh berbagai macam hal yang membuatnya tidak merasa lapar. Semua hal yang pernah ia alami, kekerasan yang dilakukan oleh sang suami, dan yang terpenting adalah perlakuan manis dan lembut yang diberikan oleh Arka kepada dirinya. “Aku harus bisa mendapatkannya. Laki-laki seperti Arka adalah manusia langka, aku harus bisa memilikinya sekali lagi. Sepenuhnya dia harus menjadi milikku kembali lagi!” gumam Nia membulatkan tekadnya. Nia berjalan menuju ke sofa dan menyalakan televisi, perutnya kini terasa lapar. Ia melangkah menuju ke kulkas dan mencari makanan ringan. “Perceraianku dengan Victor harus secepatnya diselesaikan. Aku ha