Bel pintu apartemen berbunyi. Gendis dan Gea yang sedang nyemil sembari menonton televisi saling pandang. "Siapa Dis?" Gea bertanya. "Palingan juga Gama. Tunggu sebentar. Aku buka pintunya." Karena Gea pikir pun juga Gama yang datang, jadilah dia biarkan saja Gendis yang membuka pintunya. Pintu terbuka. Senyum merekah Gendis sirna sudah tatkala melihat siapa gerangan yang datang. "Pak Gery," lirih Gendis. Memperhatikan sosok lelaki yang berdiri di depan pintu apartemennya. "Gea di sini kan?" Kepala Gendis mengangguk. Dengan gugup menjawab, "I-iya, Pak. Saya panggilkan dulu." Gendis kembali masuk ke dalam. "Ge! Ada Pak Gery di depan." Gea yang terkejut menegakkan duduknya. "Mas Gery? Ngapain dia ke sini?" "Mana gue tahu. Kangen paling," jawab Gendis. "Buruan temuin sana. Kasihan n