Tekad Sonya sudah bulat. Tidak ada celah sedikit pun untuk menoleh ke belakang atau mempertimbangkan ulang keputusan yang telah dia ambil. Bukan karena emosi sesaat, bukan pula karena amarah yang membakar, melainkan luka yang ditorehkan terlalu dalam hingga dia tak sanggup menampungnya lagi. Bukan hanya tuduhan itu yang menyakitkan, melainkan siapa yang mengucapkannya, suaminya sendiri. Seseorang yang sempat dia harapkan dan begitu menjaga martabatnya, justru mencoreng kehormatannya tanpa ragu. Sebagaimana yang ia ucapkan di lift tempo hari, Sonya menepati ucapannya. Dia sudah mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama lewat seorang kuasa hukum yang bersedia membantunya mengurus seluruh keperluan administrasi. Uang yang sempat diberikan Zeron tidak ia sia-siakan, tapi justru diman