Sonya tertawa renyah, geli dengan godaan Zeron. “Mas, ini sudah larut malam, kita butuh istirahat.” “Istirahat juga bisa sambil begituan, Sayang,” goda Zeron lagi, suaranya kini lebih dalam dan mengubah posisinya. Sengaja pria itu membaringkan tubuhnya menyamping menghadap Sonya, menopang kepalanya dengan satu tangan. Matanya memancarkan kerlingan nakal yang membuat pipi Sonya merona tipis. Sonya menggelengkan kepala, namun senyumnya tak bisa ia sembunyikan. “Ih gila, sange-an.” “Sama istri sendiri apa salahnya aku tanya?” Zeron mengangkat satu alisnya, menantang. Tangan bebasnya kini meraih tangan Sonya, menggenggamnya erat, dan mengusap punggung tangan sang istri dengan ibu jari. Sentuhan kecil itu saja sudah cukup untuk mengirimkan sensasi hangat ke seluruh tubuh Sonya. Mel

