“Sandra?" Dahi Zeron berkerut dalam, dia menatap tajam ke arah gadis itu. Suaranya terdengar heran, tak menyangka bahwa teman Sonya akan datang ke sini. Tanpa mengatakan apa-apa, Sandra kemudian bersedekap da-da, menatap Zeron dengan tatapan menantang. Senyumnya kini berubah menjadi seringai tipis. Dengan gerakan dramatis, dia menyerahkan sebuah surat bertuliskan tangan. Mata Zeron langsung tertuju pada tulisan tangan di amplop itu, yang tampaknya dia kenali dari siapa. Ada perasaan campur aduk antara harapan dan kecemasan yang tiba-tiba menyergapnya. Di amplop itu, tertera tulisan sederhana namun menusuk relung hati Zeron. To : my beloved husband ~ “Dari Sonya?” tanya Zeron dengan suara bergetar, tangannya sedikit gemetar saat meraih amplop itu. Harapan membuncah di dadanya,

