Sejenak terdiam, Zeron tampak berpikir keras. Alisnya bertaut, matanya menerawang seolah sedang menimbang-nimbang keputusan besar.
Vasektomi memang terdengar efektif, tapi kata permanen, bedah dan merasa jumlah anak cukup masih menghantuinya. Ada secuil keraguan yang menyelinap di benaknya.
“Ehm, selain ini kira-kira jalan lain apa? Aku mendadak ragu sekarang … khawatir tidak bisa dikembalikan lagi dan mendadak pengen punya bayi,” ucap Zeron, suaranya sedikit melunak, menunjukkan kegelisahan.
Dia memang ingin yang aman, tapi juga tidak ingin menutup kemungkinan di masa depan, entah kapan, jika Sonya berubah pikiran atau mereka memang ingin menambah momongan lagi.
Ziona menghela napas, menahan diri untuk tidak memutar bola mata. Kakaknya ini memang selalu plin-plan, tapi ia tetap harus
